Sukiatno Fistek012
PENENTUAN MOMEN KELEMBAMAN BENDA PUTAR
Senin, 20 Oktober 2014
Jumat, 03 Oktober 2014
Rabu, 12 Juni 2013
Makalah Frofesi Teknik Fisika UNHALU
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di era
globalisasi seperti ini semua aspek kehidupan dituntut untuk terus maju dan
berkembang. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus
diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin global. Peningkatan sumber
daya manusia juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan merupakan
ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia agar berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan
juga kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus sesuai dengan proses
pengajaran yang tepat agar anak atau peserta didik
dapat merima ilmu pengetahuan dengan
baik.
Dewasa
ini, proses belajar
mengajar di sekolah baik SD, SMP, maupun SMA masih menggunakan paradigma lama,
yaitu didominasi oleh peran dan kegiatan guru, dimana guru yang lebih aktif
dalam mengajar daripada peserta didiknya. Peserta didik hanya mendengarkan
penjelasan yang guru sampaikan atau dengan kata lain
hanya mendengarkan informasi ilmu pengetahuan dari guru saja. Peserta
didik cendrung tidak diajak untuk mengetahui dan memahami peristiwa dan konsep
mengenai materi pelajaran, sehingga peserta
didik pun lambat dalam memahami materi pembelajaran, serta peserta didik kurang menguasai materi pelajaran yang telah diberikan oleh
pendidik(guru).
Untuk menghadapi perkembangan zaman yang semakin global maka, kita perlu
membenahi
proses belajar dan mengajar. Proses belajar adalah suatu kegiatan mencari,
menemukan, menerima, dan memahami suatu ilmu pengetahuan. Sedangkan proses mengajar
adalah memberikan ilmu pengetahuan yang kita dapatkan dari kegiatan belajar
tersebut agar sesorang dapat memahami ilmu pengetahuan tersebut. Metode adalah
cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik metode itu,
makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan faktor
utama dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu metode.
Dalam hal metode mengajar, selain
faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas dan faktor guru turut menentukan
efektif atau tidak penggunaan
suatu metode. Karenanya metode mengajar itu banyak sekali dan sulit
menggolong-golongkannya. Lebih sulit lagi menetapkan metode mana yang memiliki
efektifitas paling tinggi. Sebab metode yang “kurang baik” di tangan seorang
guru dapat menjadi metode yang “baik sekali” di tangan guru yang lain dan
metode yang baik akan gagal di tangan guru yang tidak menguasai teknik
pelaksanaannya.
Namun demikian, ada sifat-sifat umum
yang terdapat pada metode yang satu tidak terdapat pada metode yang lain. Dengan
mencari ciri-ciri umum itu, menjadi mungkinlah untuk mengenali berbagai macam
metode yang lazim dan praktis untuk dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.>Belajar mengajar atau pembelajaran merupakan kegiatan yang kompleks.
Mengingat kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks, maka
tidak mungkin menunjukan dan menyimpulkan bahwa suatu metode belajar mengajar
tertentu lebih unggul dari pada metode belajar mengajar yang lainnya dalam
usaha mencapai semua pelajaran, dalam situasi dan kondisi, dan untuk selamanya.
Untuk itu berikut ini akan dibahas beberapa metode yang dimungkinkan dapat
digunakan dalam pembelajaran pendidikan seperti metode ceramah, metode diskusi,
metode kelompok dan metode campuran.
B.
Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran?
2.
Bagaimana kedudukan metode dalam belajar mengajar?
3.
Jelaskan macam-macam metode mengajar?
4.
Jelaskan tujuan metode-metode pembelajaran?
5.
Jelaskan bagaimana hubungan metode pembelajaran
sebagai desain instruksional?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dalam
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
untuk mengetahui maksud metode pembelajaran;
2.
untuk mengetahui kedudukan metode dalam belajar mengajar;
3. untuk mengetahui dan memahami macam-macam
metode mengajar.
D.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini ialah:
1.
Agar kita mengerti atau memahami
mengenai metode-metode pembelajaran atau belajar mengajar.
2.
Mampu menerapkan metode-metode
pembelajaran dalam proses pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar.
3.
Kita akan lebih mudah dalam memilih
metode yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.
4.
Agar wawasan mengenai metode-metode
belajar mengajar atau pembelajaran kita lebih luas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara-cara
atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat
menyajikan bahan pelajaran dengan baik, baik secara individual atau secara
kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seseorang
guru harus mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki pengetahuan mengenai
sifat berbagai metode, maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode
yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi. Penggunaan metode mengajar
sangat bergantung pada tujuan pembelajaran.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan
oleh seorang guru dalam penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut :
1.
Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif,
minat, atau gairah belajar siswa.
2.
Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk
belajar lebih lanjut.
3.
Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi
siswa untuk mewujudkan hasil karya yang telah dibuat.
4.
Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan
kegiatan kepribadian siswa
5.
Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam
teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
6.
Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4)
simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8)
debat, (9) simposium, dan sebagainya.
Menurut Nana Sudjana (2005: 76) menyatakan,
“Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009: 88)
menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang
dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam
upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran”.
Metode berasal dari bahasa latin,
metodos yang artinya “jalan atau cara”. Akan tetapi menurut Robert Ulich,
istilah metode berasal dari bahasa Yunani: meta ton odon, yang artinya berlangsung menurut cara yang benar
(to proceed according to the right way). Adapun
Defenisi Metode Pengajaran antara lain:
a. Menurut BIGGS(1991)
Metode Pembelajaran
adalah cara-cara untuk menyajikan bahan-bahan pembelajaran kepada siswa-siswi untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
b. Menurut ADRIAN(2004)
Metode pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari
cara-cara untuk melakukan
aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan
peserta didik untuk saling beriteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga
proses belajar berjalan dengan baik dalam artian tujuan pengajaran tercapai.
Berdasarkan
definisi metode pembelajaran yang dikemukakan tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang
dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk
mencapai tujuan. Benny A. Pribadi (2009: 11) menyatakan, “tujuan proses
pembelajaran adalah agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang
diharapkan. Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran perlu dirancang secara
sistematik dan sistemik”. Banyak metode yang digunakan seorang guru dalam
pembelajaran, antara lain dengan menggunakan metode pembelajaran inovatif dan
konvensional.
B.
Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran
1.
Pembelajaran efektif menguatkan pembelajaran
praktek dalam tindakan.
2.
Pembelajaran efektif mengintegrasikan komponen-komponen
kurikulum inti.
3.
Pembelajaran efektif bersifat dinamis dan dapat
mengbangkitkan kegairahan.
4.
Pembelajaran efektif merupakan perpaduan antara
seni dan ilmu tentang pengajaran.
5.
Pembelajaran efektif membutuhkan pemahaman
komprehensif tentang siklus pembelajaran.
6.
Pembelajaran efektif dapat menemukan ekspresi
terbaik ketika guru berkolaborasi untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan
menemukan bentuk praktek mengajar yang efektif.
Peran guru dalam melaksanakan metode
pembelajaran.
1.
Memperhatikan dan bersifat positif.
2.
Mempersiapkan baik isi materi pelajaran maupun
praktek pembelajarannya
3.
Memiliki ekspektasi yang tinngi terhadap
siswanya.
4.
Memiliki sensivitas dan sadar akan adanya
hubungan antara guru,siswa, serta tugas masing-masing.
5.
Konsisten dan memberikan umpan balik kepada
siswa.
Peran siswa dalam melaksanakan metode
pembelajaran
1.
Tertarik pada topik yang sedang di bahas
2.
Dapat melihat relevansi topik yang sedang
dibahas.
3.
Merasa aman dalam lingkungan sekolah.
4.
Terlibat dalam mengambil keputusan belajarnya
5.
Memiliki motivasi
6.
Melihat hubungan antara pendekatan pembelajaran
yang di gunakan dengan pengalaman belajar yang akan di capai.
Tugas pembelajaran, yaitu:
1.
Spesifik dan dapat dikelolah dengan baik,
2.
Kemampuan yang dapat dicapai dan menarik bagi
siswa,
3.
Secara aktif melibatkan siswa,
4.
Bersifat menentang dan relevan bagi kebutuhan
siswa
Variabel-variabel dalam memilih
bentuk pembelajaran. Sejumlah
variabel sebaiknya dijadikan pertimbangan ketika guru menyeleksi model
pembelajaran, strategi, dan metode-metode yang akan digunakan. Variabel-variabel
tersebut diantaranya.
1.
Hasil dan pengalaman belajar siswa yang
diinginkan
2.
Urutan pembelajaran (sequence) yang selaras :
deduktif atau induktif
3.
Tingkaatan pilihan dan tanggung jawab siswa
(degree)
4.
Pola interaksi yang memunkinkan
5.
Keterbatasan praktek yang ada.
C.
Kedudukan Metode Dalam Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar yang memunculkan
interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran. Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan
adalah bagaimana memahami, kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang
ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Dari
analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode sebagai
alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran dan
sebagai alat untuk mencapai tujuan.
D.
Metode
Pembelajaran Sebagai Komponen Desain Instruksional
Metode
belajar-mengajar sebagai komponen system instruksional mempunyai peranan
penting karena merupakan cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan
instruksional. Ada banyak cara yang dapat digunakan oleh guru untuk mencapai
tujuan instruksional. Yang menjadi persoalan ialah apakah cara tersebut cukup
efisien, efektif atau tidak. Dalam menyusun desain instruksional seorang guru
memilih dan menetapkan penggunaan metode yang efesien dan efektif bagi
pencapaian tujuan belajar secara optimal. Seorang guru yang berfikir dan
bertindak secara sistemik selalu melihat bahwa nilai atau taraf efisiensi dan
efektivitas suatu metode banyak ditentukan oleh kesesuaian metode tersebut
dengan komponen-komponen instruksional yang lain seperti tujuan, materi, dan
sumber, sarana, lingkungan belajar dan sebagainya.
1.
Hubungan metode dengan tujuan
Hubungan antara kedua
komponen instruksional ini demikian eratnya karena metode merupakan cara yang
digunakan untuk mencapai tujuan-maka metpde harus sinkron dengan tujuan. Jika
tidak, dapat menjadi perintang terhadap pencapaian tujuan. Jenis keterampilan
apakah yang dapat diperoleh siswa dalam belajar jika guru hanya menceramahkan
teori sebagai metode belajar. Tujuan
metode adalah:
a.
Siswa dapat menganalis isi karangan, pemberian
tugas membaca dan menarik
kesimpulan dan menilai
menjawab sejumlah pertanyaan bimbingan.
b.
Siswa dapat menemukan masalah dan Brain Storming
(curah pendapat),
mengidentifikasi alat
pemecahan tanya jawab dan
pemberian tugas
persoalan tersebut.
c.
Siswa terampil membuat pola baju ceramah,
demonstrasi dan pemberian tugas
2.
Hubungan metode dengan materi
Tersedia tidaknya materi
pelajaran secara tertulis mempengaruhi penggunaan metode. Jika materi cetakan
tersedia, mungkin lebih efektif jika seorang guru menggunakan metode pemberian
tugas (untuk membaca) yang kemudian disambung dengan metode tanya jawab dan diskusi kelompok dalam
penyajian materi, dibandingkan
dengan mengggunakan metode ceramah. Tetapi tidak demikian halnya jika materi
cetakan tersebut tidak tersedia, ataupun tersedia tetapi tidak sesuai dengan
keadaan siswa ataupun tuntutan kurikulum. Dalam hal demikian, metode ceramah
sangat cocok untuk menyampaikan pokok-pokok (kerangka) materi pelajaran.
3.
Hubungan metode dengan lingkungan belajar
Mengajar adalah kegiatan
menciptakan lingkungan. Yang dimaksud dengan memilih, mengatur lingkungan
belajar sedemikian rupa sehingga kondusif bagi terciptanya proses belajar
secara optimal. Hal ini sangat logis, karena bukankah tidak ada suatu proses
belajar yang tidak berada dalam suatu lingkungan. Lingkungan merupakan
prakondisi proses belajar, khususnya lingkungan social. Lingkungan tertentu
memprasyaratkan guru untuk memilih metode yang sesuai dengan proses
belajar-mengajar. Kiranya tidak bijaksana jika seorang guru gigih berkompetisi
dengan lingkungan ribut dengan memperbesar suaranya hanya dengan mempertahankan
keunggulan metode ceramahnya. Dalam
situasi lingkungan demikian, metode pemberian tugas, metode demonstrasi (yang
tidak memerlukan banyak informasi), ataupun simulasi lebih cocok.
4.
Hubungan metode dengan sumber belajar
Sikap selektif seorang
guru dalam menyetel kesinkronan metode dengan materi seperti tersebut diatas
juga berlaku juga dalam hubungannya dengan sumber belajar. Pemanfaatan
macam-macam sumber belajar menghendaki digunakannya metode tertentu yang
sesuai. Misalnya saja tersedianya sejumlah sumber manusia akan menggugah
seorang guru untuk menjattuhkan pilihannya pada penggunaan metode diskusi panel
sebagai metode yang dipandang efektif. Metode karyawisata dan metode proyek
utnuk sumber belajar seperti tempat peninggalan bersejarah, perusahaan/pabrik
dan lembaga social. Metode pemberian tugas (dengan menggunakan job sheet), metode
Tanya jawab dan diskusi metode pelacakan (inkuri) dan penemuan (discovery)
untuk sumber belajar seperti perpustakaan dan laboratorium
Untuk sumber belajar yang berupa peralatan yang menjadi sumber berlatih keterampilan, digunakan metode demonstrasi dan pemberian tugas untuk berlatih mungkin merupakan pilihan metode yang tepat.
Untuk sumber belajar yang berupa peralatan yang menjadi sumber berlatih keterampilan, digunakan metode demonstrasi dan pemberian tugas untuk berlatih mungkin merupakan pilihan metode yang tepat.
5.
Hubungan metode dengan kondisi siswa
Metode apapun yang
dipilih dan digunakan oleh seorang guru di dalam proses belajar-mengajar, pada
hakekatnya adalah bermaksud untuk memanipulasikan metode tersebut agar siswa
mengalami keterlibatan secara optimal didalam proses belajar-mengajar. Jadi,
sasarannya adalah siswa. Karena itu, bahwa kondisi siswa sebagai pihak dikenal
penggunaan metode tidak dapat diabaikan. Dengan kata lain, siswa merupakan
factor penting dalam hubungannya dengan berhasil tidaknya penggunaan metode.
Sikap responsive terhadap pelajaran, kegairahan belajar, kejenuhan,keletihan, rasa lapar, belum adanya kesediaan secara mental, bahkan kapasitas mental, kesemuanya ini merupakan kondisi siswa yang perlu mendapatkan perhatian guru dalam memilih metode. Penggunaan metode ceramah, apalagi seorang guru yang belum berpengalaman, mungkin sangat tidak efektif bagi kelas yang sedang mengalami kejenuhan dan keletihan. Baginya, penggunaan metode tanya jawab dan pemberian tugas mungkin lebih menolong.
Besar kecilnya jumlah siswa sekelas juga mempengaruhi penggunaan metode. Bagi kelas yang besar, penggunaan metode ceramah bervariasi mungkin lebih efektif ketimbang metode diskusi kelompok.
Sikap responsive terhadap pelajaran, kegairahan belajar, kejenuhan,keletihan, rasa lapar, belum adanya kesediaan secara mental, bahkan kapasitas mental, kesemuanya ini merupakan kondisi siswa yang perlu mendapatkan perhatian guru dalam memilih metode. Penggunaan metode ceramah, apalagi seorang guru yang belum berpengalaman, mungkin sangat tidak efektif bagi kelas yang sedang mengalami kejenuhan dan keletihan. Baginya, penggunaan metode tanya jawab dan pemberian tugas mungkin lebih menolong.
Besar kecilnya jumlah siswa sekelas juga mempengaruhi penggunaan metode. Bagi kelas yang besar, penggunaan metode ceramah bervariasi mungkin lebih efektif ketimbang metode diskusi kelompok.
E.
Macam-Macam Metode Pembelajaran
Untuk memilih
berbagai metode yang tepat dalam menciptakan proses belajar mengajar yang menarik. Ketepatan
penggunaan metode mengajar tersebut sangat tergantung kepada tujuan, isi,
proses belajar mengajar. Ditinjau dari segi penerapannya, metode-metode ada
yang tepat digunakan untuk siswa dalam jumlah besar dan ada yang tepat untuk
siswa dalam jumlah kecil. Ada juga yang tepat digunakan dalam kelas atau diluar
kelas. Dibawah ini akan diuraikan secara singkat beberapa metode mengajar.
1. Metode Ceramah
Metode ceramah
merupakan metode mengajar yang sering dilakukan oleh guru. Sudah sejak lama ceramah digunakan oleh
para guru dengan alasan keterbatasan waktu dan buku teks. Hal ini menunjukkan
adanya kecenderungan menganggap metode ceramah sebagai metode belajar-mengajar
yang mudah digunakan. Kecenderungan ini bertentangan dengan kenyataan bahwa
tidak setiap guru dapat menggunakan metode ceramah dengan benar. Metode ceramah
bergantung kepada kualitas personalities guru, yakni suara, gaya bahasa, sikap,
prosedur, kelancaran, kemudahan bahasa, dan keteraturan guru dalam memberi
penjelasan: yang tidak dapat dimiliki secara mudah oleh setiap guru.
Metode ceramah adalah suatu cara mengajar atau penyajian
materi melalui penuturan dan penerapan lisan oleh guru kepada siswa. Agar
siswa efektif dalam proses belajar mengajar yang menggunakan metode ceramah,
maka siswa perlu dilatih mengembangkan keterampilan berpikir untuk memahami
suatu proses dengan cara mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan dan
mencatat penalarannya secara sistematis.
Dari definisi metode ceramah diatas, dapat kiranya kita
mendefinisikan metode ceramah sebagai sebuah bentuk interaksi belajar-mengajar
yang dilakukan melalui penjelasan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap
peserta didik. Berdasarkan definisi metode ceramah, dapat dimengerti jika
guru akan menjadi pusat/titik tumpuan keberhasilan metode ceramah. Lalu lintas
pembicaraan atau komunikasi hanya searah yakni dari guru ke para siswa. Akibat
dari adanya kenyataan ini, adalah:
1) Guru-guru haruslah memiliki
keterampilan menjelaskan (explaining skills),
2) Guru memiliki kemampuan memilih dan
menggunakan alat bantu instruksional yang tepat dan potensi untuk meningkatkan
ceramah.
Kesimpulan dari kajian terhadap
berbagai studi tentang metode ceramah, yakni:
1)
Metode ceramah sesuai digunakan bila:
Ø tujuan dasar
pengajaran adalah menyampaikan informasi baru,
Ø isi pelajaran langka,
misalnya penemuan baru,
Ø isi pelajaran harus
diorganisasikan dan disajikan dalam sebuah cara khusus untuk kelompok tertentu,
Ø membangkitkan minat
terhadap mata pelajaran,
Ø isi pelajaran tidak
diperlukan untuk diingat dalam waktu yang lama,
Ø penyampaian sejumlah fakta yang
sumbernya tidak ada pada siswa,
Ø penyampaian sejumlah fakta pada
siswa yang besar sehingga tidak mungkin bentuk lain (sekitar 75 orang),
Ø penyampaian kesimpulan tertentu
yang sebelumnya telah dipelajari,dan
Ø untuk mengantar
penggunaan metode mengajar yang lain dan pengarahan penyelesaian tugas-tugas
belajar.
2)
Metode ceramah tidak sesuai digunakan bila:
Ø tujuan pengajaran
bukan tujuan perolehan informasi,
Ø isi pelajaran perlu
diingat dalam jangka waktu yang lama,
Ø isi pelajaran
kompleks, rinci, atau abstrak.
3)
Metode ceramah akan berhasil baik jika.
Ø Guru
merupakan pembicara yang bersemangat, dan
Ø Guru
menggunakan alat bantu seperti gambar, tulisan, peta, dan papan tulis atau OHP
untuk menerangkan secara ringkas inti ceramahnya.
Metode ceramah memiliki beberapa kelebihan(positif),
yaitu:
1)
dalam waktu relatif singkat dapat disampaikan materi pembelajran
sebanyak-banyaknya,
2)
organisasi kelas lebih sederhana, tidak perlu mengadakan
pengelompokkan murid-murid seperti pada metode yang lain,
3)
guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun
jumlah murid cukup besar, dan
4)
apabila penceramah(guru/pendidik) berhasil dengan baik, dapat menimbulkan semangat,
kreasi yang konstruktif, yang merangsang murid-murid untuk melaksanakan suatu
tugas/pekerjaan.
Metode ceramah juga memiliki kekurangan(negatif), yaitu:
1)
guru sulit untuk mengetahui pemahaman anak terhadap bahan-bahan yang diberikan,
2)
kadang-kadang guru sangat mengejar materi pelajaran yang disampaikan,
agar sebanyak- banyaknya materi tersebut dapat diterima oleh
siswa, sehingga hanya
menjadi bersifat pemompaan,
3)
pendengar(peserta didik) cenderung menjadi pasif dan ada
kemungkinan malahan kurang tepat dalam mengambil kesimpulan, sebab guru
menyampaikan bahan-bahan tersebut dengan lisan, dan
4)
apabila penceramah tidak memperhatikan segi-segi psychologies
dan didaktis dari anak didik, ceramah dapat bersifat melantur-lantur dan
membosankan. Sebaliknya guru dapat terlalu berlebih-lebihan berusaha
membangkitkan minat siswa.
Langkah-langkah/tahap metode
ceramah adalah sebagai berikut.
1)
Tahap Pengembangan Ceramah
Tahap pengembangan
ceramah atau tahap pembahasan utama merupakan kegiatan inti dalam pelaksanaan
pemakaian metode ceramah. Pada tahap ini penceramah atau guru menyajikan isi
pelajaran yang telah diorganisasikan sebelumnya. Faktor-faktor yang hendaknya
menjadi perhatian guru pada tahap pengembangan ceramah, ialah:
a. keterangan secara
singkat dan jelas. Menerangkan suatu masalah dengan kata-kata yang sederhana,
kalimat pendek, tanpa banyak anak kalimat, akan mempermudah siswa memahaminya.
b. pergunakan papan
tulis. Sebagai upaya visualisasi, pokok-pokok masalah yang diterangkan perlu
ditulis di papan tulis dengan jelas dan tertib. Cara ini juga mempermudah dan
mendorong siswa untuk mencatat.
c. Keterangan ulang, dengan menggunakan istilah atau
kata-kata lain yang lebih jelas. Cara ini akan membantu siswa yang belum dapat
atau lambat menangkap isi ceramah. Bagi siswa yang telah dapat menangkap isi
ceramah, keterangan-ulang akan menambah kejelasan tentang apa yang telah
(sedikit) mereka pahami.
d. perinci dan perluas
pelajaran. Ini bisa dilakukan dengan jalan memperinci isi pelajaran lebih
lanjut, memberikan ilustrasi, memberikan keterangan tambahan, menghubungkan
dengan masalah lain, memberi beberapa contoh singkat, kongkrit dan yang telah
dikenal oleh siswa.
e. carilah balikan(feedhack)
sebanyak-banyaknya selama berceramah. Guru perlu sekali memperoleh balikan dari
siswa tentang ceramah yang dilaksanakannya. Balikan non-verbal diperoleh guru
dengan memperhatikan tingkat perhatian siswa terhadap ceramah, catatan-catatan
yang dibuat siswa, atau sikap duduk siswa selama ceramah berlangsung. Balikan
verbal diperoleh oleh guru melalui kesempatan yang diberikan kepada siswa
bertanya tentang isi ceramah, atau guru yang bertanya kepada siswa tentang isi
ceramahnya.
f. mengatur alokasi waktu
ceramah. Guru hendaknya menyadari bahwa ceramah yang terlalu lama akan
membosankan siswa. Untuk mengurangi kejenuhan, guru dapat mengatur alokasi
ceramah yang diselingi kegiatan lain setelah maksimal 15 menit.
2)
Tahap Akhir Ceramah
Tahap akhir ceramah
atau tahap kesimpulan ceramah merupakan kegiatan terakhir dari guru dalam
pemakaian metode ceramah. Kegiatan yang dilaksanakan oleh guru pada tahapan ini
diantaranya:
a. pembuatan rangkuman
dari garis-garis besar isi pelajaran yang diceramahkan, kegiatan ini dilakukan
oleh guru bersama-sama siswa;
b. penjelasan hubungan
isi pelajaran yang diceramahkan dengan isi pelajaran berikutnya; dan
c. penjelasan tentang
kegiatan pada pertemuan yang berikutnya.
Berdasarkan
uraian tentang ceramah, tampak bahwa metode ceramah bukanlah metode yang paling
mudah untuk dilaksanakan oleh guru. Setiap guru boleh mengaku mampu
melaksanakan ceramah, tetapi tidak mampu memakai metode ceramah yang penuh
makna. Untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan
ceramah, Tjipti Utomo dan Ruijiter menyarankan agar guru bersedia.
1) Menyadari apa yang hendak dicapai
dengan ceramah yang diberikan dalam pengajarannya,
2)
Menganalisis hal-hal yang dilakukannya sebagai guru pada
waktu memberikan ceramah, dan
3) Berlatih, karena tak ada suatu
perubahan pun yang berhasil dengan “sekali jadi”.
Tujuan
metode ceramah digunakan adalah untuk:
1. menyampaikan
informasi atau materi pelajaran,
2.
membangkitkan hasrat, minat, dan motivasi siswa
untuk belajar, dan
3. memperjelas
materi pelajaran.
2. Metode Diskusi
Diskusi merupakan istilah yang sudah biasa digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Seringkali kita mendengar percakapan seperti dibawah ini
:
”Kalau ada masalah, mari kita
diskusikan bersama” atau ”segala sesuatunya akan dapat kita selesaikan dengan
baik, bila semuanya kita diskusikan permasalahannya”. Dari percakapan tersebut, mendapat
gambaran bahwa diskusi merupakan pembicaraan antara dua orang atau lebih untuk
mencarikan suatu masalah.
Metode
diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah. Dalam diskusi
terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat untuk memperoleh kesamaan pendapat.
Dengan metode diskusi keberanian dan kreativitas siswa dalam mengemukakan
gagasan menjadi terangsang, siswa terbiasa bertukar pikiran dengan teman,
menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan yang lebih penting melalui
diskusi mereka akan belajar bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran bersama
Walaupun telah sering kita dengar istilah diskusi dalam
kehidupan sehari-hari, belum cukup kiranya untuk memahami metode diskusi dalam
kegiatan belajar-mengajar. Apakah pengertian metode diskusi dalam kegiatan
belajar-mengajar?
1)
Pengertian metode diskusi
Diskusi adalah suatu
kegiatan kelompok untuk memecahkan suatu masalah dengan maksud untuk mendapat
pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau
untuk merampungkan keputusan bersama. Dalam diskusi tiap orang diharapkan
memberikan sumbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan pemahaman yang
sama dalam suatu keputusan atau kesimpulan.
Gage dan Berliner
(1984: 486) mengemukakan bahwa metode diskusi sungguh-sungguh terbuka atau
bervariasi pengertiannya. Ini merupakan suatu indikasi betapa sulitnya
mendefinisikan metode diskusi secara tepat. Girlstrap dan Martin (1975: 15)
mengutarakan bawah metode diskusi merupakan suatu kegiatan dimana sejumlah
orang membicarakan secara bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu
topik atau masalah, atau untuk mencari jawaban dari suatu masalah berdasarkan
semua fakta memungkinkan untuk itu.
Berdasarkan pada
uraian diatas, dapat kiranya didefinisikan metode diskusi sebagai suatu
kegiatan belajar-mengajar yang membincangkan suatu topik atau masalah yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih (dapat guru dan siswa dan siswa lain).
Dimana orang yang berbincang memiliki perhatian yang sama terhadap topik atau
masalah yang menjadi pokok pembicaraan, sehingga mendapatkan berbagai
alternatif jawaban terhadap topik yang didiskusikan.
2)
Tujuan Pemakaian Metode Diskusi
Tujuan pendidikan yang paling baik dicapai melalui metode diskusi
adalah untuk pengembangan pikiran kritis, sikap demokratis, tujuan-tujuan
kognitif tingkat tinggi, dan pengembangan sosial-emosional. Secara terperinci tujuan pemakaian
metode diskusi adalah:
a. mengembangkan
keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan, dan menyimpulkan pada diri
siswa,
b. mengembangkan sikap
positif terhadap sekolah, para guru, dan bidang studi yang dipelajari,
c. mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah dan konsep diri (self-concepts) yang lebih
positif,
d. meningkatkan
keberhasilan siswa dalam menemukan pendapat, dan
e. mengembangkan sikap terhadap
isu-isu kontroversial.
Dari
tujuan pemakaian metode diskusi, maka dikemukakan bahwa pemakaian metode
diskusi tidak hanya sekedar untuk menyampaikan informasi kepada para siswa. Hal
yang penting dari penyampaian informasi adalah terbentuknya kondisi yang
menguntungkan bagi siswa untuk mengelola perolehan belajarnya.
Seperti halnya dengan metode pembelajaran yang lainya,
metode diskusi juga memiliki kelebihan
dan kekurangan. Ada
beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan kegiatan belajar
mengajar, yaitu.
a.
metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam
memberikan gagasan dan ide-ide,
b.
menyadarkan
siswa bahwa ada masalah yang dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan
hanya satu jalan atau jawaban saja,
c.
menyadarkan
siswa bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara
konstruktif yang memungkinkan perolehan suatu keputusan yang lebih baik,
d.
membiasakan
siswa suka mendengar pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya
sendiri,
e.
membiasakan
bersifat toleransi,
f.
menimbulkan
kesanggupan pada siswa-siswa merumuskan pikirannya sendiri secara teratur dan
dalam bentuk yang dapat diterima oleh orang lain,
g.
dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam
mengatasi setiap permasalahan, dan
h.
dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau
gagasan secara verbal. Disamping itu, diskusi juga bias melatih siswa untuk
menghargai pendapat orang lain.
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga
memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
a.
sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau
3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara saja,
b.
kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga
kesimpulan menjadi kabur,
c.
memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak
sesuai dengan yang direncanakan, dan
d.
dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat
emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa
tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
Metode
diskusi akan berhasil baik jika:
a. guru mengetahui tugasnya sebagai
pemimpin diskusi, pengatur lalu lintas kesempatan, dinding penangkis dan
petunjuk jalan pembicaraan:;
b.
siswa
mengetahui peranannya sebagai peserta yang aktif mendengarkan berbagai
pendapat, berbicara mengenai masalah dan tidak melantur memberikan sumbangan
pikiran, dapat kebenaran pendapat orang lain;
c.
pemimpin
diskusi merumuskan dengan jelas permasalahan yang akan didiskusikan, dan
peserta memiliki pengetahuan yang diperlukan dalam pemecahan masalah tersebut.
3. Metode Kelompok
Kerja kelompok merupakan salah satu metode belajar-mengajar
yang memiliki kadar CBSA(Cara Belajar Siswa Aktif) yang tinggi. Metode kerja
kelompok menuntut persiapan yang jauh berbeda bila dibandingkan dengan format
belajar-mengajar ekspositorik. Bagi mereka yang sudah terbiasa dengan strategi
ekspositorik, memerlukan waktu untuk berlatih menggunakan metode kerja
kelompok. Anda dapat mengkajinya melalui pembahasan berikut ini.
1)
Pengertian metode kelompok
Istilah kelompok
dapat diartikan sebagai bekerjanya sejumlah siswa, baik sebagai anggota kelas
secara keseluruhan atau sudah terbagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih
kecil, untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara bersama-sama. Selain itu,
kerja kelompok juga ditandai oleh:
a.
adanya tugas bersama,
b.
pembagian tugas dalam kelompok, dan
c.
adanya kerja sama antara anggota kelompok dalam penyelesaian
tugas kelompok.
Berpijak
pada pengertian kerja kelompok diatas, maka metode kerja kelompok dapat
diartikan sebagai format belajar-mengajar yang menitikberatkan kepada interaksi
antara anggota yang satu dengan anggota yang lain dalam suatu kelompok guna
menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama.
Pengertian
metode kerja kelompok yang demikian membawa konsekuensi kepada setiap guru yang
akan menggunakannya. Konsekuensi tersebut adalah guru harus benar-benar yakin
bahwa topik yang dibicarakan layak untuk digunakan dalam kerja kelompok. Tugas
yang diberikan kepada kelompok hendaknya dirumuskan secara jelas. Dalam
pemakaian metode kerja kelompok, tugas yang diberikan dapat sama untuk
setiap kelompok (tugas paralel) atau berbeda-beda tetapi saling mengisi untuk
setiap kelompok (tugas komplementer).
2) Tujuan pemakaian metode kelompok
Metode kerja kelompok
digunakan dalam proses belajar-mengajar dengan tujuan:
a.
Menumbuhkan kemauan dan kemampuan kerjasama
diantara para siswa,
b.
meningkatkan keterlibatan sosial-emosional dan intelektual para siswa dalam proses
belajar-mengajar yang diselenggarakan, dan
c.
meningkatkan perhatian terhadap proses
dan hasil dari proses belajar-mengajar secara berimbang.
3)
Jenis-jenis pengelompokkan
Dalam penerapan
metode Kelompok, guru dituntut untuk memiliki keterampilan melakukan
pengelompokkan terhadap para siswanya. Ada berbagai jenis cara pengelompokkan
yang dapat dilaksanakan oleh guru, cara-cara tersebut adalah:
a. pengelompokkan didasarkan
atas ketersediaan fasilitas. Suatu pengelompokan yang dilakukan karena fasilitas belajar
yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah yang membutuhkan. Untuk kepentingan
praktis, kelompok dibagi berdasarkan jumlah fasilitas yang tersedia.
b. pengelompokan atas
dasar perbedaan individual dalam minat belajar. Pengelompokan ini dilaksanakan apabila
untuk kepentingan perkembangan setiap siswa, dianggap perlu untuk lebih banyak
memberikan kesempatan mengembangkan minat masing-masing.
c. pengelompokan
didasarkan atas perbedaan individual dalam kemampuan belajar. Pengelompokan ini dilaksanakan apabila
untuk kepentingan lancarnya kegiatan dibutuhkan:
-
penjajagan terhadap tugas atau topik
yang diberikan oleh guru,
-
pemahaman terhadap tugas atau topik kelompok, dan
-
penunaian atau penyelesaian tugas.
Sedangkan guru pada tahapan ini melakukan pengamatan,
memberikan saran bila diperlukan, dan melaksanakan penilaian kelompok yang
sedang bekerja.
4)
Pelaporan hasil kerja kelompok
Sedangkan semua
kelompok menyelesaikan tugasnya, maka mereka berkewajiban untuk melaporkan hasil
kerja mereka. Laporan hasil kerja kelompok, dapat dilakukan secara lisan atau
secara tertulis.
5)
Penilaian pemakaian metode kerja kelompok
Berdasarkan hasil
Kelompok serta pelaksanaan penyelesaian hasil Kelompok serta pelaksanaan penyelesaian
tugas (proses Kelompok), guru melakukan penilaian keberhasilan pemakaian metode
Kelompok.
Prosedur pemakaian metode Kelompok,
sekali lagi dapat ditegaskan bahwa variabel-variabel penentu keberhasilan
metode Kelompok dan peran guru dalam pelaksanaan Kelompok merupakan hal penting
yang perlu disadari oleh guru. Persiapan dan kesiapan guru dalam memakai metode
Kerja Kelompok, akan menentukan keberhasilannya.
Seperti halnya dengan metode pembelajaran ceramah dan
diskusi, metode kelompok juga memiliki
kelebihan dan kekurangan. Ada beberapa kelebihan metode kelompok, yaitu.
a) Ditinjau dari segi pendidikan, kegiatan
kelompok murid-murid akan meningkatkan kualitas kepribadian, seperti:
kerjasama, toleransi, kritis, disiplin dan sebagainya.
b)
Ditinjau dari segi ilmu jiwa akan timbul persaingan yang
positif, karena anak-anak lebih giat bekerja dalam kelompok masing-masing.
c) Ditinjau dari segi didaktik, bahwa
anak-anak yang pandai dalam kelompoknya dapat membantu teman-temannya yang
kurang pandai, terutama dalam rangka memenangkan “Kompetisi” antara kelompok.
Adapun kekurangan dari metode pembelajaran kelompok, yaitu.
a) Metode kelompok memerlukan
persiapan-persiapan yang agak rumit apabila dibandingkan dengan metode yang
lain; misalnya metode ceramah.
b)
Apabila terjadi persaingan yang negatif, hasil pekerjaan
akan lebih memburuk.
c) Bagi anak-anak yang malas ada
kesempatan untuk tetap pasif dalam kelompok itu dan kemungkinan besar akan
mempengaruhi kelompok itu, sehingga usaha kelompok itu akan gagal.
Di
dalam kehidupan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat, diskusi
banyak digunakan sebagai salah satu cara untuk memecahkan masalah dan telah
menjadi bagian dari kehidupan
manusia itu sendiri. Oleh karena itu metode ini dipandangn penting dikembangkan
oleh guru di sekolah. Tujuan
penggunaan metode diskusi adalah agar siswa aktif dalam kegiatan belajar
mengajar dengan cara membahas dan memecahkan masalah tertentu. Manfaat penggunaan metode diskusi adalah untuk:
1. menumbuhkan
dan membina sikap serta perbuatan siswa yang demokratis,
2.
menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan cara
berpikir kritis, analitis, dan logis,
3.
memupuk rasa kerjasama, sikap toleransi dan rasa
social, dan
4.
membina kemampuan untuk mengemukakan pendapat
dengan bahasa yang baik dan benar.
4. Metode Brainstorming
Metode Brainstorming adalah suatu
teknik atau mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Ialah dengan
mengeluarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau
menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang
menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai satiu cara untuk
mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat
(Roestiyah 2001: 73).
Metode sumbang saran
(brainstorming) adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan,
pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman dari semua peserta. Berbeda dengan
diskusi, dimana gagasan dari seseorang ditanggapi (didukung, dilengkapi,
dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain, pada penggunaan metode
curah pendapatorang lain tidak untuk ditanggapi.
Tujuan curah pendapat adalah
untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua
peserta yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi,
peta pengalaman, atau peta gagasan (mindmap) untuk menjadi pembelajaran
bersama. Metode ini digunakan untuk menguras habis apa yang dipikirkan para
siswa dalam nmenanggapi masalah yang dilontarkan guru di kelas tersebut.
Tugas guru dalam pelaksanaan
metode ini adalah memberikan masalah yang mampu merangsang pikiran siswa,
sehingga mereka menanggapi, dan guru tidak boleh mengomentari bahwa pendapat
siswa itu benar/ salah, juga tidak perlu disimpulkan, guru hanya menampung
semua pernyataan pendapat siswa, sehingga semua siswa di dalam kelas mendapat
giliran, tidak perlu komentar atau evaluasi.
Siswa bertugas menanggapi masalah
dengan mengemukakan pendapat, komentar atau bertanya, atau mengemukakan masalah
baru, mereka belajar dan melatih merumuskan pendapatnya dengan bahasa dan
kalimat yang baik. Siswa yang kurang aktif perlu dipancing dengan pertanyaan
dari guru agar turut berpartisipasi aktif, dan berani mengemukakan pendapatnya.
Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan metode brainstorming:
Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan metode brainstorming:
1. Pemberian informasi dan motivasi.
Guru menjelaskan masalah yang dihadapi beserta latar belakangnya dan mengajak
peserta didik aktif untuk menyumbangkan pemikirannya.
2. Identifikasi. Pada tahap ini
peserta didik diundang untuk memberikan sumbang saran pemikiran
sebanyak-banyaknya. Semua saran yang masuk ditampung, ditulis dan tidak
dikritik. Pimpinan kelompok dan peserta hanya boleh bertanya untuk meminta
penjelasan. Hal ini agar kreativitas peserta didik tidak terhambat.
3. Klasifikasi. Semua saran dan
masukan peserta ditulis. Langkah selanjutnya mengklasifikasikan berdasarkan
kriteria yang dibuat dan disepakati oleh kelompok. Klasifikasi bisa berdasarkan
struktur/ faktor-faktor lain.
4. Verifikasi. Kelompok secara
bersama melihat kembali sumbang saran yang telah diklasifikasikan. Setiap
sumbang saran diuji relevansinya dengan permasalahannya. Apabila terdapat
sumbang saran yang sama diambil salah satunya dan sumbang saran yang tidak
relevan bisa dicoret. Kepada pemberi sumbang saran bisa diminta
argumentasinnya.
5. Konklusi (Penyepakatan). Guru/pimpinan
kelompok beserta peserta lain mencoba menyimpulkan butir-butir alternatif
pemecahan masalah yang disetujui. Setelah semua puas, maka diambil kesepakatan
terakhir cara pemecahan masalah yang dianggap paling tepat.
Brainstorming dalam bahasa Indonesia disebut sebagai curah gagas/ curah
pendapat/ sumbang saran. Dengan demikian keutamaan metode brainstorming ini
adalah penggunaan kapasitas otak dalam menjabarkan gagasan atau menyampaikan
suatu ide. Dalam proses brainstorming, seseorang akan dituntut untuk
mengeluarkan semua gagasan sesuai dengan kapasitas wawasan dan psikologisnya.
Metode brainstorming adalah metode yang sangat tepat untuk menjabarkan proses
tersebut dengan mudah dan efisien. Keunggulan metode brainstorming yaitu:
1. Anak-anak berfikir untuk
menyatakan pendapat.
2. Melatih siswa berpikir dengan
cepat dan tersusun logis.
3. Merangsang siswa untuk selalu
siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh guru.
4. Meningkatkan partisipasi siswa
dalam menerima pelajaran.
5. Siswa yang kurang aktif mendapat
bantuan dari temannya yang sudah pandai atau dari guru.
6. Terjadi persaingan yang sehat.
7. Anak merasa bebas dan gembira.
8. Suasana demokratis dan disiplin
dapat ditumbuhkan.
Sedangkan hal-hal yang perlu diatasi dalam penggunaan metode brainstorming
yaitu:
1. Guru kurang memberi waktu yang
cukup kepada siswa untuk berpikir dengan baik.
2. Anak yang kurang pandai selalu ketinggalan.
3. Guru hanya menampung pendapat
tidak pernah merumuskan kesimpulan.
4. Siswa tidak segera tahu apakah
pendapatnya itu betul atau salah.
5. Tidak menjamin hasil pemecahan
masalah.
6. Masalah bisa berkembang ke arah
yang tidak diharapkan. (Roestiyah, 2001:74-75).
Berbagai kekurangan tersebut
dapat diatasi apabila seorang guru atau pimpinan dalam kelas bisa membaca
situasi dan menguasai kelas dengan baik untuk mencari solusi. Guru harus bisa
menjadi penengah dan mengatur situasi dalam kelas sebaik mungkin. Caranya yaitu
dengan menguasai betul-betul materi yang akan disampaikan dan membuat
perencanaan proses belajar mengajar dengan matang.
5.
Metode
Tanya Jawab
Metode tanya jawab dapat
menarik dan memusatkan perhatian siswa. Dengan mengajukan pertanyaan yang
terarah, siswa akan tertarik dalam mengembangkan daya pikir. Kemampuan berpikir
siswa dan keruntutan dalam mengemukakan pokok-pokok pikirannya dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan.
Metode ini dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk mengadakan penelusuran
lebih lanjut pada berbagai sumber belajar. Metode ini akan lebih efektif dalam
mencapai tujuan apabila sebelum proses pembelajaran siswa diberi tugas membaca materi yang akan dibahas. Metode tanya jawab baik untuk:
a.
Menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b.
Untuk
meninjau pelajaran yang lain.
c.
Agar
siswa memusatkan perhatian terhadap kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat
melanjutkan pelajaran berikut.
d.
Untuk
menangkap perhatian siswa serta memimpin pengamatan dan pemikiran siswa.
e.
Melibatkan siswa pada masalah yang akan dihadapi
sehingga berpartisipasi lebih aktif.
f.
Memeriksa ketelitian dalam membaca atau
mengamati sesuatu
Metode
Tanya jawab akan berhasil baik jika:
a.
guru mampu mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang siswa untuk
berfikir,
b.
siswa
memiliki keberanian mengemukakan pikirannya secara bebas,
c.
giliran
menjawab diberikan secara merata, tidak terpusat pada siswa-siswa tertentu saja.
Langkah-langkah metode tanya
jawab, yaitu.
1)
Merumuskan pertanyaan dalam bentuk khusus
perilaku siswa.
2)
Membuat beberapa pertanyaan yang dapat
menggiring siswa kepada tujuan.
3)
Meneliti mengapa mereka mengajukan pertanyaan.
Mengusahakan supaya siswa itu berpartisipasi atau meringkaskan pelajaran yang
lampau.
4)
Memutuskan jawaban-jawaban yang diterima dan
yang akan dilaksanakan.
Tujuan metode tanya jawab digunakan dengan tujuan untuk:
1.
mengetahui penguasaan bahan pelajaran melalui
ingatan dan pengungkapan perasaan serta sikap siswa tentang fakta yang
dipelajari, didengar atau dibaca,
2.
mengetahui jalan berpikir siswa secara
sistematis dan logis dalam memecahkan masalah (cara berpikir siswa tidak
meloncat-loncat dalam menangkap dan memecahkan suatu masalah),
3.
memberikan
tekanan perhatian pada bagian-bagian pelajar yang dipandang penting serta mampu
menyimpulkan,dan
4.
membiasakan
siswa mengenal bentuk dan jenis pertanyaan serta jawabannya yang benar dan
tepat.
Manfaat penggunaan metode tanya jawab,
yaitu:
1.
pertanyaan dapat membangkitkan minat dan
motivasi belajar siswa, serta mampu menghubungkan pelajaran lama dengan yang
baru,
2.
pertanyaan ingatan yang meminta jawaban yang
bersifat pengungkapan kembali dapat memperkuat ingatan (assosiasi) antara
pertanyaan dengan jawaban,
3.
pertanyaan pikiran yang meminta jawaban yang
harus dipikirkan, menafsirkan, menganalisis dan menarik kesimpulan dapat
mengembangkan cara-cara beripikir logis dan sistematis,
4.
pertanyaan dapat mengurangi proses lupa karena
jawaban yang diperoleh atau dikemukakan dioleh dalam suasana yang serius dan
pemusatan perhatian terhadap jawaban. Apabila jawaban dibenarkan oleh guru,
maka rasa gembira tersebut akan memperkuat jawaban itu tersimpan dalam iengatan
siswa,
5.
jawaban yang salah segera dapat dikoreksi,
6.
pertanyaan akan merangsang siswa beripikir dan
memusatkan perhatian pada satu pokok perhatian,
7.
pertanyaan dapat membangkitkan hasrat melakukan
penyelidikan yang mengarahkan siswa beripikir secara ilmiah,
8.
pertanyaan fakta atau masalah dapat mengarahkan
belajar seperti yang dituju oleh suatu mata pelajaran yang dapat membantu siswa
mengetahui bagian-bagian yang perlu diketahui dan diingat,
9.
pertanyaan dapat digunakan untuk tujuan latihan
dan mengulang,
10.
siswa belajar menjawab pertanyaan dengan benar,
baik isi jawaban maupun susunan bahasa yang dipergunakan untuk mengekspresikan
perasaan dan ide-ide atau pikirannya sehingga dapat didengar, ditelaah dan
dinilai oleh guru, dan
11.
siswa juga diajak berani bertanya untuk
kepentingan proses belajar mengajar dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu
siswa belajar mengemukakan pertanyaan yang layak dan menghargai pertanyaan
orang lain.
6.
Metode
Pemberian Tugas Belajar (Resitasi)
Metode ini berarti guru
memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini dapat
mengembangkan kemandirian siswa, meransang untuk belajar lebih banyak, membina
disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah
sendiri informasi. Tetapi dalam
metode ini sulit mengawasi mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja secara
mandiri. Metode ini baik untuk:
1)
Mengaktifkan siswa mempelajari sendiri suatu
masalah dengan membaca, mengerjakan soal-soal dan mencoba sendiri, menghindari
penegasan yang tidak terarah.
2)
Mengembangkan inisiatif serta tanggung jawab
siswa terhadap penggunaan dan penerapan informasi dan pengetahuan dalam
menghadapi masalah actual sehari-hari.
Metode
permberian tugas belajar akan berhasil jika:
1)
Tugas- tugas yang diberikan terbatas dan jelas
apa yang menjadi masalah atau yang perlu dipecahkan.
2)
Tugas-tugas dipahami siswa sebagai suatu yang
memang sudah sewajarnya, sebab menyangkut kehidupan yang bermakna.
3)
Terdapat fasilitas, misalnya buku-buku untuk
meyelesaikan tugas-tugas.
4)
Diperhitungkan taraf kesukaran atau berat
tidaknya tugas dengan kemampuan siswa.
Alasan/rasional penggunaan dalam proses pembelajaran, siswa hendaknya didorong untuk melakukan
kegiatan yang dapat menumbuhkan proses kegiatan kreatif. Oleh karena itu metode
pemberian tugas dapat dipergunakan untuk mendukung metode pembelajaran yang
lain. Tujuan Penggunaan metode
pemberian tugas bertujuan:
1.
menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif,
2.
mendorong perilaku kreatif,
3.
membiasakan berpikir komprehensif, dan
4.
memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran.
Manfaat
Metode pemberian tugas yang digunakan secara tepat dan terencana dapat
bermanfaat untuk:
1.
menumbuhkan kebiasaan belajar secara mandiri
dalam lingkungan bersama (kolektif) maupun sendiri,
2.
melatih cara mencari informasi secara langsung
dari sumber belajar yang terdapat di lingkungan sekolah, rumah dan masyarakat,
3.
menumbuhkan suasana pembelajaran yang
menggairahkan (rekreatif)
7.
Metode
Demonstrasi dan Eksperimen
Metode demonstrasi
adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian.
Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat-alat bantu pengajaran seperti benda-benda miniatur, gambar, perangkat
alat-alat laboratorium dan
lain-lain. Akan tetapi, alat
demonstrasi yang paling pokok adalah papan tulis dan white board, mengingat
fungsinya yang multi proses. Dengan menggunakan papan tulis guru dan siswa
dapat menggambarkan objek, membuat skema, membuat hitungan matematika, dan lain
– lain peragaan konsep serta fakta yang memungkinkan. Metode demonstasi dan eksperimen baik untuk;
1)
Membantu siswa utnuk memahami dengan jelas
jalannya suatu proses dengan penuh perhatian karena menarik.
2)
Memudahkan berbagai jenis penjelasan karena
menggunakan bahasa yang lebih terbatas.
3)
Menghindari verbalisme.
4)
Memberikan keterampilan khusus.
Metode
demonstrasi dan eksperimen akan berhasil jika:
1)
Guru sebelumnya telah dapat mengumpulkan
alat-alat yang diperlukan.
2)
Semua siswa dapat mengikuti
Demonstrasi-Eksperimen.
3)
Guru telah menetapkan secara garis besar
langkah-langkah demonstrasi-eksperimen serta perkiraan jumlah waktu yang
diperlukan.
Langkah-langkah metode demonstrasi-eksperimen, sebagai berikut:
1)
Merumuskan tujuan yang jelas dari sudut
kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat dicapai dan dilaksanakan oleh
siswa sendiri sesudah demonstrasi dan eksperimen berakhir.
2)
Menyelidiki efektif atau tidaknya penggunaan metode ini untuk mencapai tujuan.
3)
Menetapkan garis-garis besar setiap langkah
suatu demonstrasi atau eksperimen untuk dicobakan guna menambah hal-hal yang
masih kurang atau terlupakan.
4)
Memperhitungkan jumlah waktu yang diperlukan dengan
perimbangan memberikan kesempatan pada siswa mengajukan pertanyaan dan membuat
pertanyaan.
5)
Menetapkan rencana guru sesudah eksperimen-
demonstrasi berakhir untuk menilai hasil pelajaran.
Alasan
penggunaan adalah hasil
belajar yang akan diperoleh khususnya aspek psikomotorik lebih mudah dicapai
dengan melibatkan siswa secara aktif melalui kegiatan peragaan. Tujuan penggunaan metode demonstransi-eksperimen
adalah:
1. untuk
memperjelas cara kerja sesuatu, atau perilaku tertentu,
2. untuk
memperjelas konsep/pengertian sesuatu.
Manfaat penggunaan metode peragaan yaitu:
1. siswa
memperoleh kejelasan mengenai cara kerja sesuatu (mengembangkan aspek motorik),
2.
siswa memperoleh kejelasan contoh perilaku
tertentu (menanamkan aspek afektif,
dan
3.
siswa memperoleh kejelasan mengenai pengertian/konsep
mengenai sesuatu.
8.
Metode
Sosio Drama
Pembelajaran dengan
metode bermain peran adalah pembelajaran dengan cara seolah-olah berada dalam suatu situasi untuk
memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Dalam metode ini siswa
berkesempatan terlibat secara aktif sehingga akan lebih memahami konsep dan
lebih lama mengingat, tetapi memerlukan waktu lama. Metode sosio Drama baik untuk :
1)
Memberikan kesempatan pada siswa didalam
menghadapi masalah social: menempatkan diri pada tempat orang lain.
2)
Meluaskan pandangan siswa.
3)
Memberikan kemungkinan bagi pemahaman orang lain
beserta masalahnya : menempatkan diri sendiri pada tempat orang lain.
Metode
sosio drama dapat berhasil dengan baik jika;
1)
Masalah yang diperankan menyangkut relasi antara
manusia.
2)
Masalah yang diperankan terletak dalam bidang
perhatian siswa.
3)
Penonton/ pendengar adalah siswa-siswa yang
tidak sedang memerankan, tetapi tahu kewajibannya.
4)
Guru melukiskan masalah yang diperankan dengan
jelas.
5)
Di dalam memerankan, siswa-siswa mendapat
kebebasan sepenuhnya: makin spontan makin bagus.
6)
Guru menghentikan drama pada titik puncak drama.
7)
Penyelesaian pemecahan relasi antara manusia itu
dilanjutkan dengan diskusi umum.
Langkah-langkah
metode sosio drama:
1)
Guru menerangkan teknik-teknik secara sederhana.
2)
Situasi yang dipilih sesuai dengan kemampuan dan
menarik minat.
3)
Guru menceritakan peristiwa itu secukupnya untuk
mengantar adegan.
4)
Pilihlah untuk pertama kali siswa-siswa yang
kiranya dapat melaksanakan tugas itu.
5)
Menetapkan dengan jelas masalah dan peranan yang
harus dimainkan.
6)
Guru menetapkan peranan pendengar.
7)
Guru dapat menyarankan kalimat pertama.
8)
Guru menghentikan sosio drama pada titik puncak
dan membuka diskusi umum.
9)
Dapat pula hasil diskusi siswa-siswa lain dijadikan
bahan untuk menyelesaikan masalah.
9.
Metode
Karya wisata
Metode
karyawisata/widyawisata adalah cara penyajian dengan membawa siswa mempelajari
materi pelajaran di luar kelas. Karyawisata memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar, dapat meransang kreativitas siswa, informasi dapat lebih luas
dan aktual, siswa dapat mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi
karyawisata memerlukan waktu yang panjang dan biaya, memerlukan perencanaan dan
persiapan yang tidak sebentar. Metode
karya wisata baik untuk:
a.
Memberikan pengertian lebih jelas dengan alat
peraga langsung.
b.
Mendorong siswa mengenal lingkungan dengan baik.
c.
Membangkitkan penghargaan dan cinta terhadap
lingkungan atau tanah air.
Metode
karya wisata dapat berhasil dengan baik jika:
a.
Guru menyelidiki apakah objek karya wisata itu
cocok untuk mencapai tujuan.
b.
Semua siswa dapat mengunjungi objek karya wisata
serta kembali dengan mudah.
c.
Memperhitungkan waktu yang tersedia.
d.
Sebelum karya wisata, siswa-siswa diberitahukan
pokok-poko yang akan dan perlu diperhitungkan.
e.
Pembiayaan karya wisata tidak dibebankan kepada
siswa.
Langkah-langkah
metode karyawisata, sebagai berikut:
a.
Menentukan
tujuan dengan jelas sehingga tampak wajar tidaknya metode ini digunakan.
b.
Menyelidiki objek yang akan ditinjau dan
memperhitungkan hal-hal yang mungkin akan menjadi hambatan.
c.
Meminta izin kepada penguasa objek yang akan
ditinjau.
d.
Jika keluar kota, minta izin kepada orang tua siswa-siswa.
e.
Memeriksa perlengkapan mereka masing-masing
sebelum mereka berangkat.
f.
Jelaskan tujuan karyawisata pada siswa-siswa dan
siapkan pertanyaan yang harus mereka jawab.
g.
Tentukan tata tertib selama karya wisata.
h.
Bila peserta banyak, bagilah siswa-siswa kedalam
kelompok dengan ketua serta tugasnya masing-masing.
i.
Setelah sampai ditempat yang ditinjau berikan
waktu untuk menyelesaikan tugasnya.
j.
Bawalah siswa semua kembali ke sekolah.
k.
Hasil karya wisata berupa laporan didiskusikan
pada kesempatan lain.
l.
Hasil karya wisata berupa benda-benda yang
dikumpulkan oleh siswa akan dipamerkan.
Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar,
pengertian karyawisata berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat
mana obyek tersebut berada. Karyawisata dapat dilakukan dalam waktu singkat beberapa jam saja ataupun cukup lama
sampai beberapa hari.
Alasan penggunaan metode karyawisata, yaitu:
Alasan penggunaan metode karyawisata, yaitu:
1. Obyek
yang akan dipelajari tidak dapat dibawa kedalam kelas karena, misalnya: a)
terlalu besar/berat b) berbahaya c) akan berubah bila berpindah tempat d) obyek
terdapat di tempat tertentu.
2. Kepentingan
siswa dalam rangka melengkapi proses belajar mengajar.
Tujuan
penggunaan metode karyawisata antara lain:
1. untuk
melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah atau kelas,
2.
untuk melihat, mengamati, menghayati secara
langsung dannyata mengenai obyek tersebut, dan
3. untuk
menanamkan nilai moral pada siswa.
Manfaat
penggunaan menggunakan metode
karyawisata yaitu:
1. siswa
memperoleh pengalaman yang nyata mengenai obyek studi dalam kegiatan
karyawisata, dan
2. dapat
memberikan motivasi untuk mendalami materi pelajaran.
10. Metode Problem Solving(Pemecahan
Masalah atau Studi Kasus)
Problem Solving adalah
suatu metode atau cara penyajian pelajaran dengan cara siswa dihadapkan pada
suatu masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual
atau secara kelompok Pada metode ini titik berat diletakkan pada pemecahan
masalah secara rasional, logis, benar dan tepat, tekanannya pada proses
pemecahan masalah dengan penentuan alternatif yang berguna saja Metode ini baik
untuk melatih kesanggupan siswa dalam memecahkan terlepas dari masalah-masalah
kesulitan atau yang dihadapi yang dalam harus kehidupannya, mengingat tidak ada
manusia yang dapat masalah diselesaikan secara rasional. Alasan penggunaan mettode ini adalah:
1.
Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah
menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja.
2.
Proses belajar mengajar melalui pemecahan
masalah dapat membiasakan masalah siswa secara menghadapi terampil, hal dan ini
memecahkan merupakan kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia.
3.
Metode ini merangsang pengembangan kemampuan
berpikir siswa secara kreatif danmenyeluruh, karena dalam proses belajarnya,
siswa banyak melakukan proses runtut dengan menyoroti permasalahan dari
berbagai segi dalam rangka mencapai pemecahannya.
Tujuan
penggunaan metode problem solving (pemecahan masalah) adalah sebagai berikut:
1.
Mencari jalan keluar dalam menghadapi masalahmasalah
secara rasional.
2.
Dalam memecahkan masalah dapat dilakukan secara
individual maupun secara bersama-sama.
3.
Mencari cara pemecahan masalah untuk
meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri.
Manfaat
yang diperoleh dari penggunaan metode problem solving (pemecahan masalah)
antara lain:
1.
Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah-masalah serta mengambil keputusan secara obyektif dan rasional.
2.
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, logis
dan analitis.
3.
Mengembangkan sikap toleransi terhadap orang
lain serta sikap hati-hati dalam mengemukakan pendapat.
4.
Memberikan pengalaman proses dalam menarik
kesimpulan bagi siswa.
Metode ini berbentuk penjelasan tentang masalah, kejadian,
atau situasi tertentu kemudian siswa ditugasi mencari alternative pemecahannya.
Kemudiaan metode ini dapat juga digunakan untuk mengembangkan berfikir kritis
dan menemukan solusi baru dari suatu topik yang dipecahkan.
Metode ini dapat dikembangkan atau diterapkan pada siswa,manakala siswa memiliki pengetahuan awal tentang masalah ini. Metode ini memiliki keterbatasan sebagai berikut:
Metode ini dapat dikembangkan atau diterapkan pada siswa,manakala siswa memiliki pengetahuan awal tentang masalah ini. Metode ini memiliki keterbatasan sebagai berikut:
a.
Mendapat kasus yang telah ditulis dengan baik
sebagai hasil penelitian lapangan dan sesuai dengan lingkungan kehidupan siswa.
b.
Mengembangkan kasus sangat mahal.
11.
Metode
Symposium
Metode symposium adalah metode yang
memaparkan suatu seri pembicaraan dalam berbagai kelompok topik dalam bidang materi tertentu.
Materi-materi tersebut disampaikan oleh ahli dalam bidangnya, setelah itu
peserta dapat menyampaikan pertanyaan dan sebagainya kepada pembicara
Sebuah symposium hamper menyerupai panel, karena symposium harus pula terdiri atas beberapa pembicara, sedikti dua orang. Tetapi, symposium berbeda dengan panel didalam cara pembahasan persoalan. Sifatnya lebih formal. Seorang anggota symposium terlebih dahulu menyiapkan pembicaranya menurut suatu titik pandangan tertentu. Terhadap suatu persoalan yang sama diadakan permbahasan dari berbagai sudut pandangan dan disoroti dati titik tolak yang berbeda-beda.
Sebuah symposium hamper menyerupai panel, karena symposium harus pula terdiri atas beberapa pembicara, sedikti dua orang. Tetapi, symposium berbeda dengan panel didalam cara pembahasan persoalan. Sifatnya lebih formal. Seorang anggota symposium terlebih dahulu menyiapkan pembicaranya menurut suatu titik pandangan tertentu. Terhadap suatu persoalan yang sama diadakan permbahasan dari berbagai sudut pandangan dan disoroti dati titik tolak yang berbeda-beda.
12. Metode Seminar
Metode seminar merupakan
kegiatan belajar sekelompok peserta
didik utnuk membahas topik,
masalah tertentu. Setiap anggota kelompok seminar dituntut agar berperan aktif
dan kepada mereka dibebankan tanggungjawab untuk mendapatkan solusi dari topik, masalah yang dipecahkannya. Pendidik bertindak sebagai
narasumber. Seminar merupakan pembahasan yang bersifat ilmiah, topik pembicaraan adalah hal-hal yang
bertalian dengan masalah kehidupan sehari-hari. Sebuah seminar adalah sebuah
kegiatan pembahasan yang mencari pedoman-pedoman atau pemecahan-pemecahan
masalah masalah tertentu. Itulah sebabnya maka seminar selalu diakhiri dengan
kesimpulan-kesimpulan dan keputusan-keputusan yang merupakan hasil kesepakatan
semua peserta.
13.
Metode
Permainan Simulasi
Simulasi berasal dari
bahasa inggris “simulation” yang artinya tiruan. Suatu yang mewakili atau
mencerminkan peristiwa nyata yang dapat direkayasa menurut kebutuhan. Di
dalamnya siswa-siswa merupakan peserta yang aktif mempelajari perilaku atau
melaksanakan beberapa keterampilan atau pengetahuan yang telah diperoleh
sebelumnya. Metode permainan simulasi
baik untuk:
1.
Mengembangkan perubahan-perubahan dalam sikap.
2.
Merubah perilaku atau kebiasaan yang kurang baik.
3.
Mempersiapkan peserta untuk memperkirakan peran
baru pada waktu yang akan datang.
4.
Membantu siswa-siswa untuk mengerti peranannya
yang sekarang.
5.
Meningkatkan kemampuan siswa untuk mengemukakan
prinsip-prinsip.
6.
Mengurangi masalah-masalah atau situasi-situasi
yang kompleks untuk hal-hal yang dapat diatur.
7.
Menggambarkan peranan-peranan yang dapat
mempengaruhi kehidupan seseorang, tetapi orang itu mungkin tidak pernah
memperhitungkannya.
8.
Mendorong atau member motivasi kepada siswa-siswa.
9.
Mengembangkan proses analitik.
10.
Mempekakan siswa-siswa terhadap peranan
kehidupan orang lain.
Metode permainan simulasi dapat berhasil
dengan baik jika:
1.
Diketahui maksud atau tujuan yang ingin dicapai
2.
Diketahui prosedir, cara dan aturan permainan
3.
Tersedia perangkat permainan
4.
Tersedia peserta yang berminat, fasilitator dan
manusia sumber
5.
Fasilitator dapat mengatur jalannya permainan
6.
Tema dan materi permainan cukup jelas.
Alasan/rasional penggunaan Penanaman dan pengembangan konsep,
nilai, moral dan norma, dapat dicapai bilamana siswa secara langsung bekerja
dan melakukan interaksi satu sama lainnya dan pemecahan masalah dilakukan
melalui peragaan. Oleh karena itu metode ini dapat menghasilkan suatu
pengalaman yang berharga bagi siswa.
Tujuan Penggunaan metode permainan bertujuan untuk:
1. mengajarkan
perngertian (konsep),
2.
menanamkan nilai, dan
3.
memecahkan masalah.
14.
Metode
Deduktif
Metode deduktif
merupakan pemberian penjelasan tentang prinsip-prinsip isi pelajaran, kemudian
dijelaskan dalam bentuk penerapannya atau contoh-contohnya dalam situasi
tertentu. Metode ini menjelaskan teoritis ke bentuk realitas atau menjelaskan
hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus. Metode ini tepat dipergunakan bila:
1.
Siswa belum mengenal pengetahuan yang sedang
dipelajari.
2.
Isi pelajaran meliputi terminology, teknis dan
bidang yang kurang membutuhkan proses berfikir kritis.
3.
Pengajaran mengenai pelajaran tersebut mempunyai
persiapan yang baik dan pembicaraan yang baik.
4.
Waktu yang tersedia sedikit.
15. Metode Induktif
Metode induktif dimulai
dengan pemberian berbagai kasus, fakta, contoh atau sebab yang mencerminkan
suatu konsep atau prinsip. Kemudian siswa dibimbing utnuk berusah keras
mensintesiskan, menemukan, atau menyimpulkan prinsip dasar dari pelajaran
tersebut. Metode ini disebut Discovery atau Socratic. Metode ini digunakan manakala:
a.
Siswa telah mengenal atau telah mempunyai
pengalaman yang berhubungan dengan mata pelajaran tersebut.
b.
Yang diajarkan berupa keterampilan komunikasi
antar pribadi, sikap, pemecahan dan pengambilan keputusan.
c.
Pengajar mempunyai keterampilan fleksibel,
terampil mengajukan pertanyaan mengulang pertanyaan dan sabar.
d.
Waktu yang tersedia cukup panjang.
16.
Metode Campuran
Metode Campuran atau Electic Methods dapat diartikan
campuran, kombinasi atau gado-gado dalam bahasa Indonesia (metode-metode
pilihan). Metode electic yaitu cara menyajikan bahan pelajaran di
depan kelas dengan melalui macam-macam kombinasi beberapa metode, misalnya;
metode ceramah dengan metode diskusi bahkan dengan metode demonstrasi sekaligus
dipakai/diterapkan dalam suatu kondisi pengajaran. Oleh karena itu, metode ini campuran
dari unsur-unsur yang terdapat dalam metode-metode.
Dalam praktiknya, metode campuran ini dapat diterapkan
seorang guru dalam suatu situasi pengajaran di depan kelas, dengan persiapan
yang baik dan sungguh-sungguh dalam mempraktikkan metode ini. Hal ini dikarenakan, kemampuan guru
dalam menguasai bahan itu sendiri perlu latihan-latihan dan praktik terus agar mampu menguasai
berbagai metode. Suatu keharusan seorang guru menguasai berbagai macam
metode-metode dan menerapkan secara bervariasi di kelas secara bersungguh-sungguh.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Metode pembelajaran adalah cara,
model, atau serangkaian bentuk kegiatan belajar yang diterapkan pendidik kepada
anak didiknya guna meningkatkan motivasi belajar peserta didik guna tercapainya
tujuan pengajaran.
2. Agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien
pendidik sebaiknya menggunakan metode-metode pembelajaran yang tepat.
3. Metode ceramah adalah suatu cara
mengajar atau penyajian materi melalui penuturan dan penerapan lisan oleh guru
kepada siswa.
4. Metode diskusi merupakan suatu proses
dimana sejumlah orang membahas secara bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu
topik atau masalah, atau untuk mencari jawaban dari suatu masalah berdasarkan
semua fakta yang berhubungan dengan materi tersebut.
5. Metode kelompok dapat diartikan sebagai
bekerjanya sejumlah siswa, baik sebagai anggota kelas secara keseluruhan atau
sudah terbagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil, untuk mencapai suatu
tujuan tertentu secara bersama-sama.
6.
Metode Campuran atau Electic Methods dapat diartikan
campuran, kombinasi atau metode-metode pilihan. Metode electic yaitu cara
menyajikan bahan pelajaran di depan kelas dengan melalui macam-macam kombinasi
beberapa metode.
B.
SARAN
Untuk melahirkan proses kegiatan
belajar mengajar secara efektif dan efisien itu tergantung dari pemilihan atau
penggunaan metode-metode pembelajaran
yang baik atau sesuai. Agar siswa tidak merasa cepat bosan sebaiknya
juga dalam proses pembelajaran gunakanlah metode-metode pembelajaran yang
sesuai dengan kondisi siswa. Serta sebagai seorang pendidik perlunya wawasan
yang luas mengenai materi pembelajran yang akan diberikan kepada siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Sabri. 2005. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Jakarta:Quantum Teaching
Roestiyah. 2001. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Langganan:
Postingan (Atom)