Rabu, 12 Juni 2013

Makalah Frofesi Teknik Fisika UNHALU



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di era globalisasi seperti ini semua aspek kehidupan dituntut untuk terus maju dan berkembang. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan  zaman yang semakin global. Peningkatan sumber daya manusia juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia agar berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar anak atau peserta didik dapat merima ilmu pengetahuan dengan baik.
Dewasa ini, proses belajar mengajar di sekolah baik SD, SMP, maupun SMA masih menggunakan paradigma lama, yaitu didominasi oleh peran dan kegiatan guru, dimana guru yang lebih aktif dalam mengajar daripada peserta didiknya. Peserta didik hanya mendengarkan penjelasan yang guru sampaikan atau dengan kata lain hanya mendengarkan informasi ilmu pengetahuan dari guru saja. Peserta didik cendrung tidak diajak untuk mengetahui dan memahami peristiwa dan konsep mengenai materi pelajaran, sehingga peserta didik pun lambat dalam memahami materi pembelajaran, serta peserta didik kurang menguasai materi pelajaran yang telah diberikan oleh pendidik(guru).
Untuk menghadapi perkembangan zaman yang semakin global maka, kita perlu membenahi proses belajar dan mengajar. Proses belajar adalah suatu kegiatan mencari, menemukan, menerima, dan memahami suatu ilmu pengetahuan. Sedangkan proses mengajar adalah memberikan ilmu pengetahuan yang kita dapatkan dari kegiatan belajar tersebut agar sesorang dapat memahami ilmu pengetahuan tersebut. Metode adalah cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan faktor utama dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu metode.
Dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas dan faktor guru turut menentukan efektif atau tidak penggunaan suatu metode. Karenanya metode mengajar itu banyak sekali dan sulit menggolong-golongkannya. Lebih sulit lagi menetapkan metode mana yang memiliki efektifitas paling tinggi. Sebab metode yang “kurang baik” di tangan seorang guru dapat menjadi metode yang “baik sekali” di tangan guru yang lain dan metode yang baik akan gagal di tangan guru yang tidak menguasai teknik pelaksanaannya.
Namun demikian, ada sifat-sifat umum yang terdapat pada metode yang satu tidak terdapat pada metode yang lain. Dengan mencari ciri-ciri umum itu, menjadi mungkinlah untuk mengenali berbagai macam metode yang lazim dan praktis untuk dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.>Belajar mengajar atau pembelajaran merupakan kegiatan yang kompleks. Mengingat kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks, maka tidak mungkin menunjukan dan menyimpulkan bahwa suatu metode belajar mengajar tertentu lebih unggul dari pada metode belajar mengajar yang lainnya dalam usaha mencapai semua pelajaran, dalam situasi dan kondisi, dan untuk selamanya. Untuk itu berikut ini akan dibahas beberapa metode yang dimungkinkan dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan seperti metode ceramah, metode diskusi, metode kelompok dan metode campuran.
B.     Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran?
2.      Bagaimana kedudukan metode dalam belajar mengajar?
3.      Jelaskan macam-macam metode mengajar?
4.      Jelaskan tujuan metode-metode pembelajaran?
5.      Jelaskan bagaimana hubungan metode pembelajaran sebagai desain instruksional?
C.    Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      untuk mengetahui maksud metode pembelajaran;
2.      untuk mengetahui kedudukan metode dalam belajar mengajar;
3.      untuk mengetahui dan memahami macam-macam metode mengajar.
D.    Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini ialah:
1.      Agar kita mengerti atau memahami mengenai metode-metode pembelajaran atau belajar mengajar.
2.      Mampu menerapkan metode-metode pembelajaran dalam proses pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar.
3.      Kita akan lebih mudah dalam memilih metode yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.
4.      Agar wawasan mengenai metode-metode belajar mengajar atau pembelajaran kita lebih luas.


















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran dengan baik, baik secara individual atau secara kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seseorang guru harus mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode, maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi. Penggunaan metode mengajar sangat bergantung pada tujuan pembelajaran.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut :
1.      Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa.
2.      Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut.
3.      Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk   mewujudkan hasil karya yang telah dibuat.
4.      Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa
5.      Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
6.      Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
Menurut Nana Sudjana (2005: 76) menyatakan, “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran”.
Metode berasal dari bahasa latin, metodos yang artinya “jalan atau cara”. Akan tetapi menurut Robert Ulich, istilah metode berasal dari bahasa Yunani: meta ton odon, yang artinya berlangsung menurut cara yang benar (to proceed according to the right way). Adapun Defenisi Metode Pengajaran antara lain:
a.       Menurut BIGGS(1991)
Metode Pembelajaran adalah cara-cara untuk menyajikan bahan-bahan pembelajaran kepada siswa-siswi untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
b.      Menurut ADRIAN(2004)
Metode pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling beriteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam artian tujuan pengajaran tercapai.
Berdasarkan definisi metode pembelajaran yang dikemukakan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan. Benny A. Pribadi (2009: 11) menyatakan, “tujuan proses pembelajaran adalah agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran perlu dirancang secara sistematik dan sistemik”. Banyak metode yang digunakan seorang guru dalam pembelajaran, antara lain dengan menggunakan metode pembelajaran inovatif dan konvensional.
B.     Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran
1.      Pembelajaran efektif menguatkan pembelajaran praktek dalam tindakan.
2.      Pembelajaran efektif mengintegrasikan komponen-komponen kurikulum inti.
3.      Pembelajaran efektif bersifat dinamis dan dapat mengbangkitkan kegairahan.
4.      Pembelajaran efektif merupakan perpaduan antara seni dan ilmu tentang pengajaran.
5.      Pembelajaran efektif membutuhkan pemahaman komprehensif tentang siklus pembelajaran.
6.      Pembelajaran efektif dapat menemukan ekspresi terbaik ketika guru berkolaborasi untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan menemukan bentuk praktek mengajar yang efektif.
Peran guru dalam melaksanakan metode pembelajaran.
1.      Memperhatikan dan bersifat positif.
2.      Mempersiapkan baik isi materi pelajaran maupun praktek pembelajarannya
3.      Memiliki ekspektasi yang tinngi terhadap siswanya.
4.      Memiliki sensivitas dan sadar akan adanya hubungan antara guru,siswa, serta tugas masing-masing.
5.      Konsisten dan memberikan umpan balik kepada siswa.
Peran siswa dalam melaksanakan metode pembelajaran
1.      Tertarik pada topik yang sedang di bahas
2.      Dapat melihat relevansi topik yang sedang dibahas.
3.      Merasa aman dalam lingkungan sekolah.
4.      Terlibat dalam mengambil keputusan belajarnya
5.      Memiliki motivasi
6.      Melihat hubungan antara pendekatan pembelajaran yang di gunakan dengan pengalaman belajar yang akan di capai.
Tugas pembelajaran, yaitu:
1.      Spesifik dan dapat dikelolah dengan baik,
2.      Kemampuan yang dapat dicapai dan menarik bagi siswa,
3.      Secara aktif melibatkan siswa,
4.      Bersifat menentang dan relevan bagi kebutuhan siswa
Variabel-variabel dalam memilih bentuk pembelajaran. Sejumlah variabel sebaiknya dijadikan pertimbangan ketika guru menyeleksi model pembelajaran, strategi, dan metode-metode yang akan digunakan. Variabel-variabel tersebut diantaranya.
1.      Hasil dan pengalaman belajar siswa yang diinginkan
2.      Urutan pembelajaran (sequence) yang selaras : deduktif atau induktif
3.      Tingkaatan pilihan dan tanggung jawab siswa (degree)
4.      Pola interaksi yang memunkinkan
5.      Keterbatasan praktek yang ada.
C.    Kedudukan Metode Dalam Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar yang memunculkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami, kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Dari analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran dan sebagai alat untuk mencapai tujuan.
D.    Metode Pembelajaran Sebagai Komponen Desain Instruksional
Metode belajar-mengajar sebagai komponen system instruksional mempunyai peranan penting karena merupakan cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan instruksional. Ada banyak cara yang dapat digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan instruksional. Yang menjadi persoalan ialah apakah cara tersebut cukup efisien, efektif atau tidak. Dalam menyusun desain instruksional seorang guru memilih dan menetapkan penggunaan metode yang efesien dan efektif bagi pencapaian tujuan belajar secara optimal. Seorang guru yang berfikir dan bertindak secara sistemik selalu melihat bahwa nilai atau taraf efisiensi dan efektivitas suatu metode banyak ditentukan oleh kesesuaian metode tersebut dengan komponen-komponen instruksional yang lain seperti tujuan, materi, dan sumber, sarana, lingkungan belajar dan sebagainya.


1.      Hubungan metode dengan tujuan
Hubungan antara kedua komponen instruksional ini demikian eratnya karena metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan-maka metpde harus sinkron dengan tujuan. Jika tidak, dapat menjadi perintang terhadap pencapaian tujuan. Jenis keterampilan apakah yang dapat diperoleh siswa dalam belajar jika guru hanya menceramahkan teori sebagai metode belajar. Tujuan metode adalah:
a.       Siswa dapat menganalis isi karangan, pemberian tugas membaca dan menarik kesimpulan dan menilai menjawab sejumlah pertanyaan bimbingan.
b.      Siswa dapat menemukan masalah dan Brain Storming (curah pendapat), mengidentifikasi alat pemecahan tanya jawab dan pemberian tugas persoalan tersebut.
c.       Siswa terampil membuat pola baju ceramah, demonstrasi dan pemberian tugas
2.      Hubungan metode dengan materi
Tersedia tidaknya materi pelajaran secara tertulis mempengaruhi penggunaan metode. Jika materi cetakan tersedia, mungkin lebih efektif jika seorang guru menggunakan metode pemberian tugas (untuk membaca) yang kemudian disambung dengan metode tanya jawab dan diskusi kelompok dalam penyajian materi, dibandingkan dengan mengggunakan metode ceramah. Tetapi tidak demikian halnya jika materi cetakan tersebut tidak tersedia, ataupun tersedia tetapi tidak sesuai dengan keadaan siswa ataupun tuntutan kurikulum. Dalam hal demikian, metode ceramah sangat cocok untuk menyampaikan pokok-pokok (kerangka) materi pelajaran.
3.      Hubungan metode dengan lingkungan belajar
Mengajar adalah kegiatan menciptakan lingkungan. Yang dimaksud dengan memilih, mengatur lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga kondusif bagi terciptanya proses belajar secara optimal. Hal ini sangat logis, karena bukankah tidak ada suatu proses belajar yang tidak berada dalam suatu lingkungan. Lingkungan merupakan prakondisi proses belajar, khususnya lingkungan social. Lingkungan tertentu memprasyaratkan guru untuk memilih metode yang sesuai dengan proses belajar-mengajar. Kiranya tidak bijaksana jika seorang guru gigih berkompetisi dengan lingkungan ribut dengan memperbesar suaranya hanya dengan mempertahankan keunggulan metode ceramahnya. Dalam situasi lingkungan demikian, metode pemberian tugas, metode demonstrasi (yang tidak memerlukan banyak informasi), ataupun simulasi lebih cocok.
4.      Hubungan metode dengan sumber belajar
Sikap selektif seorang guru dalam menyetel kesinkronan metode dengan materi seperti tersebut diatas juga berlaku juga dalam hubungannya dengan sumber belajar. Pemanfaatan macam-macam sumber belajar menghendaki digunakannya metode tertentu yang sesuai. Misalnya saja tersedianya sejumlah sumber manusia akan menggugah seorang guru untuk menjattuhkan pilihannya pada penggunaan metode diskusi panel sebagai metode yang dipandang efektif. Metode karyawisata dan metode proyek utnuk sumber belajar seperti tempat peninggalan bersejarah, perusahaan/pabrik dan lembaga social. Metode pemberian tugas (dengan menggunakan job sheet), metode Tanya jawab dan diskusi metode pelacakan (inkuri) dan penemuan (discovery) untuk sumber belajar seperti perpustakaan dan laboratorium
Untuk sumber belajar yang berupa peralatan yang menjadi sumber berlatih keterampilan, digunakan metode demonstrasi dan pemberian tugas untuk berlatih mungkin merupakan pilihan metode yang tepat.
5.      Hubungan metode dengan kondisi siswa
Metode apapun yang dipilih dan digunakan oleh seorang guru di dalam proses belajar-mengajar, pada hakekatnya adalah bermaksud untuk memanipulasikan metode tersebut agar siswa mengalami keterlibatan secara optimal didalam proses belajar-mengajar. Jadi, sasarannya adalah siswa. Karena itu, bahwa kondisi siswa sebagai pihak dikenal penggunaan metode tidak dapat diabaikan. Dengan kata lain, siswa merupakan factor penting dalam hubungannya dengan berhasil tidaknya penggunaan metode.
Sikap responsive terhadap pelajaran, kegairahan belajar, kejenuhan,keletihan, rasa lapar, belum adanya kesediaan secara mental, bahkan kapasitas mental, kesemuanya ini merupakan kondisi siswa yang perlu mendapatkan perhatian guru dalam memilih metode. Penggunaan metode ceramah, apalagi seorang guru yang belum berpengalaman, mungkin sangat tidak efektif bagi kelas yang sedang mengalami kejenuhan dan keletihan. Baginya, penggunaan metode tanya jawab dan pemberian tugas mungkin lebih menolong.
Besar kecilnya jumlah siswa sekelas juga mempengaruhi penggunaan metode. Bagi kelas yang besar, penggunaan metode ceramah bervariasi mungkin lebih efektif ketimbang metode diskusi kelompok.
E.     Macam-Macam Metode Pembelajaran
Untuk memilih berbagai metode yang tepat dalam menciptakan proses belajar mengajar yang menarik. Ketepatan penggunaan metode mengajar tersebut sangat tergantung kepada tujuan, isi, proses belajar mengajar. Ditinjau dari segi penerapannya, metode-metode ada yang tepat digunakan untuk siswa dalam jumlah besar dan ada yang tepat untuk siswa dalam jumlah kecil. Ada juga yang tepat digunakan dalam kelas atau diluar kelas. Dibawah ini akan diuraikan secara singkat beberapa metode mengajar.
1.      Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode mengajar yang sering dilakukan oleh guru. Sudah sejak lama ceramah digunakan oleh para guru dengan alasan keterbatasan waktu dan buku teks. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan menganggap metode ceramah sebagai metode belajar-mengajar yang mudah digunakan. Kecenderungan ini bertentangan dengan kenyataan bahwa tidak setiap guru dapat menggunakan metode ceramah dengan benar. Metode ceramah bergantung kepada kualitas personalities guru, yakni suara, gaya bahasa, sikap, prosedur, kelancaran, kemudahan bahasa, dan keteraturan guru dalam memberi penjelasan: yang tidak dapat dimiliki secara mudah oleh setiap guru.
Metode ceramah adalah suatu cara mengajar atau penyajian materi melalui penuturan dan penerapan lisan oleh guru kepada siswa. Agar siswa efektif dalam proses belajar mengajar yang menggunakan metode ceramah, maka siswa perlu dilatih mengembangkan keterampilan berpikir untuk memahami suatu proses dengan cara mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan dan mencatat penalarannya secara sistematis.
Dari definisi metode ceramah diatas, dapat kiranya kita mendefinisikan metode ceramah sebagai sebuah bentuk interaksi belajar-mengajar yang dilakukan melalui penjelasan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap peserta didik. Berdasarkan definisi metode ceramah, dapat dimengerti jika guru akan menjadi pusat/titik tumpuan keberhasilan metode ceramah. Lalu lintas pembicaraan atau komunikasi hanya searah yakni dari guru ke para siswa. Akibat dari adanya kenyataan ini, adalah:
1)      Guru-guru haruslah memiliki keterampilan menjelaskan (explaining skills),
2)      Guru memiliki kemampuan memilih dan menggunakan alat bantu instruksional yang tepat dan potensi untuk meningkatkan ceramah.
Kesimpulan dari kajian terhadap berbagai studi tentang metode ceramah, yakni:
1)      Metode ceramah sesuai digunakan bila:
Ø  tujuan dasar pengajaran adalah menyampaikan informasi baru,
Ø  isi pelajaran langka, misalnya penemuan baru,
Ø  isi pelajaran harus diorganisasikan dan disajikan dalam sebuah cara khusus untuk kelompok tertentu,
Ø  membangkitkan minat terhadap mata pelajaran,
Ø  isi pelajaran tidak diperlukan untuk diingat dalam waktu yang lama,
Ø  penyampaian sejumlah fakta yang sumbernya tidak ada pada siswa,
Ø  penyampaian sejumlah fakta pada siswa yang besar sehingga tidak mungkin bentuk lain (sekitar 75 orang),
Ø  penyampaian kesimpulan tertentu yang sebelumnya telah dipelajari,dan
Ø  untuk mengantar penggunaan metode mengajar yang lain dan pengarahan penyelesaian tugas-tugas belajar.
2)      Metode ceramah tidak sesuai digunakan bila:
Ø  tujuan pengajaran bukan tujuan perolehan informasi,
Ø  isi pelajaran perlu diingat dalam jangka waktu yang lama,
Ø  isi pelajaran kompleks, rinci, atau abstrak.
3)      Metode ceramah akan berhasil baik jika.
Ø  Guru merupakan pembicara yang bersemangat, dan
Ø  Guru menggunakan alat bantu seperti gambar, tulisan, peta, dan papan tulis atau OHP untuk menerangkan secara ringkas inti ceramahnya.
Metode  ceramah memiliki beberapa kelebihan(positif), yaitu:
1)      dalam waktu relatif singkat dapat disampaikan materi pembelajran sebanyak-banyaknya,
2)      organisasi kelas lebih sederhana, tidak perlu mengadakan pengelompokkan murid-murid seperti pada metode yang lain,
3)      guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlah murid cukup besar, dan
4)      apabila penceramah(guru/pendidik) berhasil dengan baik, dapat menimbulkan semangat, kreasi yang konstruktif, yang merangsang murid-murid untuk melaksanakan suatu tugas/pekerjaan.
Metode ceramah juga memiliki kekurangan(negatif), yaitu:
1)      guru sulit untuk mengetahui pemahaman anak terhadap bahan-bahan yang diberikan,
2)      kadang-kadang guru sangat mengejar materi pelajaran yang disampaikan, agar sebanyak- banyaknya materi tersebut dapat diterima oleh siswa, sehingga hanya menjadi bersifat pemompaan,
3)      pendengar(peserta didik) cenderung menjadi pasif dan ada kemungkinan malahan kurang tepat dalam mengambil kesimpulan, sebab guru menyampaikan bahan-bahan tersebut dengan lisan, dan
4)      apabila penceramah tidak memperhatikan segi-segi psychologies dan didaktis dari anak didik, ceramah dapat bersifat melantur-lantur dan membosankan. Sebaliknya guru dapat terlalu berlebih-lebihan berusaha membangkitkan minat siswa.
Langkah-langkah/tahap metode ceramah adalah sebagai berikut.
1)      Tahap Pengembangan Ceramah
Tahap pengembangan ceramah atau tahap pembahasan utama merupakan kegiatan inti dalam pelaksanaan pemakaian metode ceramah. Pada tahap ini penceramah atau guru menyajikan isi pelajaran yang telah diorganisasikan sebelumnya. Faktor-faktor yang hendaknya menjadi perhatian guru pada tahap pengembangan ceramah, ialah:
a.       keterangan secara singkat dan jelas. Menerangkan suatu masalah dengan kata-kata yang sederhana, kalimat pendek, tanpa banyak anak kalimat, akan mempermudah siswa memahaminya.
b.      pergunakan papan tulis. Sebagai upaya visualisasi, pokok-pokok masalah yang diterangkan perlu ditulis di papan tulis dengan jelas dan tertib. Cara ini juga mempermudah dan mendorong siswa untuk mencatat.
c.       Keterangan ulang, dengan menggunakan istilah atau kata-kata lain yang lebih jelas. Cara ini akan membantu siswa yang belum dapat atau lambat menangkap isi ceramah. Bagi siswa yang telah dapat menangkap isi ceramah, keterangan-ulang akan menambah kejelasan tentang apa yang telah (sedikit) mereka pahami.
d.      perinci dan perluas pelajaran. Ini bisa dilakukan dengan jalan memperinci isi pelajaran lebih lanjut, memberikan ilustrasi, memberikan keterangan tambahan, menghubungkan dengan masalah lain, memberi beberapa contoh singkat, kongkrit dan yang telah dikenal oleh siswa.
e.       carilah balikan(feedhack) sebanyak-banyaknya selama berceramah. Guru perlu sekali memperoleh balikan dari siswa tentang ceramah yang dilaksanakannya. Balikan non-verbal diperoleh guru dengan memperhatikan tingkat perhatian siswa terhadap ceramah, catatan-catatan yang dibuat siswa, atau sikap duduk siswa selama ceramah berlangsung. Balikan verbal diperoleh oleh guru melalui kesempatan yang diberikan kepada siswa bertanya tentang isi ceramah, atau guru yang bertanya kepada siswa tentang isi ceramahnya.
f.       mengatur alokasi waktu ceramah. Guru hendaknya menyadari bahwa ceramah yang terlalu lama akan membosankan siswa. Untuk mengurangi kejenuhan, guru dapat mengatur alokasi ceramah yang diselingi kegiatan lain setelah maksimal 15 menit.
2)      Tahap Akhir Ceramah
Tahap akhir ceramah atau tahap kesimpulan ceramah merupakan kegiatan terakhir dari guru dalam pemakaian metode ceramah. Kegiatan yang dilaksanakan oleh guru pada tahapan ini diantaranya:
a.       pembuatan rangkuman dari garis-garis besar isi pelajaran yang diceramahkan, kegiatan ini dilakukan oleh guru bersama-sama siswa;
b.      penjelasan hubungan isi pelajaran yang diceramahkan dengan isi pelajaran berikutnya; dan
c.       penjelasan tentang kegiatan pada pertemuan yang berikutnya.
Berdasarkan uraian tentang ceramah, tampak bahwa metode ceramah bukanlah metode yang paling mudah untuk dilaksanakan oleh guru. Setiap guru boleh mengaku mampu melaksanakan ceramah, tetapi tidak mampu memakai metode ceramah yang penuh makna. Untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan ceramah, Tjipti Utomo dan Ruijiter menyarankan agar guru bersedia.
1)      Menyadari apa yang hendak dicapai dengan ceramah yang diberikan dalam pengajarannya,
2)      Menganalisis hal-hal yang dilakukannya sebagai guru pada waktu memberikan ceramah, dan
3)      Berlatih, karena tak ada suatu perubahan pun yang berhasil dengan “sekali jadi”.
Tujuan metode ceramah digunakan adalah untuk:
1.      menyampaikan informasi atau materi pelajaran,
2.      membangkitkan hasrat, minat, dan motivasi siswa untuk belajar, dan
3.      memperjelas materi pelajaran.


2.      Metode Diskusi
Diskusi merupakan istilah yang sudah biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Seringkali kita mendengar percakapan seperti dibawah ini :
”Kalau ada masalah, mari kita diskusikan bersama” atau ”segala sesuatunya akan dapat kita selesaikan dengan baik, bila semuanya kita diskusikan permasalahannya”. Dari percakapan tersebut, mendapat gambaran bahwa diskusi merupakan pembicaraan antara dua orang atau lebih untuk mencarikan suatu masalah.
Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah. Dalam diskusi terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat untuk memperoleh kesamaan pendapat. Dengan metode diskusi keberanian dan kreativitas siswa dalam mengemukakan gagasan menjadi terangsang, siswa terbiasa bertukar pikiran dengan teman, menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan yang lebih penting melalui diskusi mereka akan belajar bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran bersama
Walaupun telah sering kita dengar istilah diskusi dalam kehidupan sehari-hari, belum cukup kiranya untuk memahami metode diskusi dalam kegiatan belajar-mengajar. Apakah pengertian metode diskusi dalam kegiatan belajar-mengajar?
1)      Pengertian metode diskusi
Diskusi adalah suatu kegiatan kelompok untuk memecahkan suatu masalah dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk merampungkan keputusan bersama. Dalam diskusi tiap orang diharapkan memberikan sumbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan pemahaman yang sama dalam suatu keputusan atau kesimpulan.
Gage dan Berliner (1984: 486) mengemukakan bahwa metode diskusi sungguh-sungguh terbuka atau bervariasi pengertiannya. Ini merupakan suatu indikasi betapa sulitnya mendefinisikan metode diskusi secara tepat. Girlstrap dan Martin (1975: 15) mengutarakan bawah metode diskusi merupakan suatu kegiatan dimana sejumlah orang membicarakan secara bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah, atau untuk mencari jawaban dari suatu masalah berdasarkan semua fakta memungkinkan untuk itu.
Berdasarkan pada uraian diatas, dapat kiranya didefinisikan metode diskusi sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar yang membincangkan suatu topik atau masalah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih (dapat guru dan siswa dan siswa lain). Dimana orang yang berbincang memiliki perhatian yang sama terhadap topik atau masalah yang menjadi pokok pembicaraan, sehingga mendapatkan berbagai alternatif jawaban terhadap topik yang didiskusikan.
2)      Tujuan Pemakaian Metode Diskusi
Tujuan pendidikan yang paling baik dicapai melalui metode diskusi adalah untuk pengembangan pikiran kritis, sikap demokratis, tujuan-tujuan kognitif tingkat tinggi, dan pengembangan sosial-emosional. Secara terperinci tujuan pemakaian metode diskusi adalah:
a.       mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan, dan menyimpulkan pada diri siswa,
b.      mengembangkan sikap positif terhadap sekolah, para guru, dan bidang studi yang dipelajari,
c.       mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan konsep diri (self-concepts) yang lebih positif,
d.      meningkatkan keberhasilan siswa dalam menemukan pendapat, dan
e.       mengembangkan sikap terhadap isu-isu kontroversial.
Dari tujuan pemakaian metode diskusi, maka dikemukakan bahwa pemakaian metode diskusi tidak hanya sekedar untuk menyampaikan informasi kepada para siswa. Hal yang penting dari penyampaian informasi adalah terbentuknya kondisi yang menguntungkan bagi siswa untuk mengelola perolehan belajarnya.
Seperti halnya dengan metode pembelajaran yang lainya, metode diskusi juga  memiliki kelebihan dan kekurangan. Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan kegiatan belajar mengajar, yaitu.
a.       metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide,
b.      menyadarkan siswa bahwa ada masalah yang dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan hanya satu jalan atau jawaban saja,
c.       menyadarkan siswa bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif yang memungkinkan perolehan suatu keputusan yang lebih baik,
d.      membiasakan siswa suka mendengar pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri,
e.       membiasakan bersifat toleransi,
f.       menimbulkan kesanggupan pada siswa-siswa merumuskan pikirannya sendiri secara teratur dan dalam bentuk yang dapat diterima oleh orang lain,
g.      dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan, dan
h.      dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Disamping itu, diskusi juga bias melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
a.       sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara saja,
b.      kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur,
c.       memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan, dan
d.      dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
Metode diskusi akan berhasil baik jika:
a.       guru mengetahui tugasnya sebagai pemimpin diskusi, pengatur lalu lintas kesempatan, dinding penangkis dan petunjuk jalan pembicaraan:;
b.      siswa mengetahui peranannya sebagai peserta yang aktif mendengarkan berbagai pendapat, berbicara mengenai masalah dan tidak melantur memberikan sumbangan pikiran, dapat kebenaran pendapat orang lain;
c.       pemimpin diskusi merumuskan dengan jelas permasalahan yang akan didiskusikan, dan peserta memiliki pengetahuan yang diperlukan dalam pemecahan masalah tersebut.
3.      Metode Kelompok
Kerja kelompok merupakan salah satu metode belajar-mengajar yang memiliki kadar CBSA(Cara Belajar Siswa Aktif) yang tinggi. Metode kerja kelompok menuntut persiapan yang jauh berbeda bila dibandingkan dengan format belajar-mengajar ekspositorik. Bagi mereka yang sudah terbiasa dengan strategi ekspositorik, memerlukan waktu untuk berlatih menggunakan metode kerja kelompok. Anda dapat mengkajinya melalui pembahasan berikut ini.
1)      Pengertian metode kelompok
Istilah kelompok dapat diartikan sebagai bekerjanya sejumlah siswa, baik sebagai anggota kelas secara keseluruhan atau sudah terbagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil, untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara bersama-sama. Selain itu, kerja kelompok juga ditandai oleh:
a.       adanya tugas bersama,
b.      pembagian tugas dalam kelompok, dan
c.       adanya kerja sama antara anggota kelompok dalam penyelesaian tugas kelompok.
Berpijak pada pengertian kerja kelompok diatas, maka metode kerja kelompok dapat diartikan sebagai format belajar-mengajar yang menitikberatkan kepada interaksi antara anggota yang satu dengan anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama.
Pengertian metode kerja kelompok yang demikian membawa konsekuensi kepada setiap guru yang akan menggunakannya. Konsekuensi tersebut adalah guru harus benar-benar yakin bahwa topik yang dibicarakan layak untuk digunakan dalam kerja kelompok. Tugas yang diberikan kepada kelompok hendaknya dirumuskan secara jelas. Dalam pemakaian metode kerja kelompok, tugas yang diberikan dapat sama untuk setiap kelompok (tugas paralel) atau berbeda-beda tetapi saling mengisi untuk setiap kelompok (tugas komplementer).
2)      Tujuan pemakaian metode kelompok
Metode kerja kelompok digunakan dalam proses belajar-mengajar dengan tujuan:
a.       Menumbuhkan kemauan dan kemampuan kerjasama diantara para siswa,
b.      meningkatkan keterlibatan sosial-emosional dan intelektual para siswa dalam proses belajar-mengajar yang diselenggarakan, dan
c.       meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil dari proses belajar-mengajar secara berimbang.
3)      Jenis-jenis pengelompokkan
Dalam penerapan metode Kelompok, guru dituntut untuk memiliki keterampilan melakukan pengelompokkan terhadap para siswanya. Ada berbagai jenis cara pengelompokkan yang dapat dilaksanakan oleh guru, cara-cara tersebut adalah:
a.       pengelompokkan didasarkan atas ketersediaan fasilitas. Suatu pengelompokan yang dilakukan karena fasilitas belajar yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah yang membutuhkan. Untuk kepentingan praktis, kelompok dibagi berdasarkan jumlah fasilitas yang tersedia.
b.      pengelompokan atas dasar perbedaan individual dalam minat belajar. Pengelompokan ini dilaksanakan apabila untuk kepentingan perkembangan setiap siswa, dianggap perlu untuk lebih banyak memberikan kesempatan mengembangkan minat masing-masing.
c.       pengelompokan didasarkan atas perbedaan individual dalam kemampuan belajar. Pengelompokan ini dilaksanakan apabila untuk kepentingan lancarnya kegiatan dibutuhkan:
-          penjajagan terhadap tugas atau topik yang diberikan oleh guru,
-          pemahaman terhadap tugas atau topik kelompok, dan
-          penunaian atau penyelesaian tugas.
Sedangkan guru pada tahapan ini melakukan pengamatan, memberikan saran bila diperlukan, dan melaksanakan penilaian kelompok yang sedang bekerja.
4)       Pelaporan hasil kerja kelompok
Sedangkan semua kelompok menyelesaikan tugasnya, maka mereka berkewajiban untuk melaporkan hasil kerja mereka. Laporan hasil kerja kelompok, dapat dilakukan secara lisan atau secara tertulis.
5)      Penilaian pemakaian metode kerja kelompok
Berdasarkan hasil Kelompok serta pelaksanaan penyelesaian hasil Kelompok serta pelaksanaan penyelesaian tugas (proses Kelompok), guru melakukan penilaian keberhasilan pemakaian metode Kelompok.
Prosedur pemakaian metode Kelompok, sekali lagi dapat ditegaskan bahwa variabel-variabel penentu keberhasilan metode Kelompok dan peran guru dalam pelaksanaan Kelompok merupakan hal penting yang perlu disadari oleh guru. Persiapan dan kesiapan guru dalam memakai metode Kerja Kelompok, akan menentukan keberhasilannya.
Seperti halnya dengan metode pembelajaran ceramah dan diskusi, metode kelompok juga  memiliki kelebihan dan kekurangan. Ada beberapa kelebihan metode kelompok, yaitu.
a)      Ditinjau dari segi pendidikan, kegiatan kelompok murid-murid akan meningkatkan kualitas kepribadian, seperti: kerjasama, toleransi, kritis, disiplin dan sebagainya.
b)      Ditinjau dari segi ilmu jiwa akan timbul persaingan yang positif, karena anak-anak lebih giat bekerja dalam kelompok masing-masing.
c)      Ditinjau dari segi didaktik, bahwa anak-anak yang pandai dalam kelompoknya dapat membantu teman-temannya yang kurang pandai, terutama dalam rangka memenangkan “Kompetisi” antara kelompok.
Adapun kekurangan dari metode pembelajaran kelompok, yaitu.
a)      Metode kelompok memerlukan persiapan-persiapan yang agak rumit apabila dibandingkan dengan metode yang lain; misalnya metode ceramah.
b)      Apabila terjadi persaingan yang negatif, hasil pekerjaan akan lebih memburuk.
c)      Bagi anak-anak yang malas ada kesempatan untuk tetap pasif dalam kelompok itu dan kemungkinan besar akan mempengaruhi kelompok itu, sehingga usaha kelompok itu akan gagal.
Di dalam kehidupan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat, diskusi banyak digunakan sebagai salah satu cara untuk memecahkan masalah dan telah menjadi bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Oleh karena itu metode ini dipandangn penting dikembangkan oleh guru di sekolah. Tujuan penggunaan metode diskusi adalah agar siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan cara membahas dan memecahkan masalah tertentu. Manfaat penggunaan metode diskusi adalah untuk:
1.      menumbuhkan dan membina sikap serta perbuatan siswa yang demokratis,
2.      menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan cara berpikir kritis, analitis, dan logis,
3.      memupuk rasa kerjasama, sikap toleransi dan rasa social, dan
4.      membina kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik dan benar.
4.      Metode Brainstorming
Metode Brainstorming adalah suatu teknik atau mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Ialah dengan mengeluarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai satiu cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat (Roestiyah 2001: 73).
Metode sumbang saran (brainstorming) adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman dari semua peserta. Berbeda dengan diskusi, dimana gagasan dari seseorang ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain, pada penggunaan metode curah pendapatorang lain tidak untuk ditanggapi.
Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mindmap) untuk menjadi pembelajaran bersama. Metode ini digunakan untuk menguras habis apa yang dipikirkan para siswa dalam nmenanggapi masalah yang dilontarkan guru di kelas tersebut.
Tugas guru dalam pelaksanaan metode ini adalah memberikan masalah yang mampu merangsang pikiran siswa, sehingga mereka menanggapi, dan guru tidak boleh mengomentari bahwa pendapat siswa itu benar/ salah, juga tidak perlu disimpulkan, guru hanya menampung semua pernyataan pendapat siswa, sehingga semua siswa di dalam kelas mendapat giliran, tidak perlu komentar atau evaluasi.
Siswa bertugas menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat, komentar atau bertanya, atau mengemukakan masalah baru, mereka belajar dan melatih merumuskan pendapatnya dengan bahasa dan kalimat yang baik. Siswa yang kurang aktif perlu dipancing dengan pertanyaan dari guru agar turut berpartisipasi aktif, dan berani mengemukakan pendapatnya.
Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan metode brainstorming:
1.      Pemberian informasi dan motivasi. Guru menjelaskan masalah yang dihadapi beserta latar belakangnya dan mengajak peserta didik aktif untuk menyumbangkan pemikirannya.
2.      Identifikasi. Pada tahap ini peserta didik diundang untuk memberikan sumbang saran pemikiran sebanyak-banyaknya. Semua saran yang masuk ditampung, ditulis dan tidak dikritik. Pimpinan kelompok dan peserta hanya boleh bertanya untuk meminta penjelasan. Hal ini agar kreativitas peserta didik tidak terhambat.
3.      Klasifikasi. Semua saran dan masukan peserta ditulis. Langkah selanjutnya mengklasifikasikan berdasarkan kriteria yang dibuat dan disepakati oleh kelompok. Klasifikasi bisa berdasarkan struktur/ faktor-faktor lain.
4.      Verifikasi. Kelompok secara bersama melihat kembali sumbang saran yang telah diklasifikasikan. Setiap sumbang saran diuji relevansinya dengan permasalahannya. Apabila terdapat sumbang saran yang sama diambil salah satunya dan sumbang saran yang tidak relevan bisa dicoret. Kepada pemberi sumbang saran bisa diminta argumentasinnya.
5.      Konklusi (Penyepakatan). Guru/pimpinan kelompok beserta peserta lain mencoba menyimpulkan butir-butir alternatif pemecahan masalah yang disetujui. Setelah semua puas, maka diambil kesepakatan terakhir cara pemecahan masalah yang dianggap paling tepat.
Brainstorming dalam bahasa Indonesia disebut sebagai curah gagas/ curah pendapat/ sumbang saran. Dengan demikian keutamaan metode brainstorming ini adalah penggunaan kapasitas otak dalam menjabarkan gagasan atau menyampaikan suatu ide. Dalam proses brainstorming, seseorang akan dituntut untuk mengeluarkan semua gagasan sesuai dengan kapasitas wawasan dan psikologisnya. Metode brainstorming adalah metode yang sangat tepat untuk menjabarkan proses tersebut dengan mudah dan efisien. Keunggulan metode brainstorming yaitu:
1.      Anak-anak berfikir untuk menyatakan pendapat.
2.      Melatih siswa berpikir dengan cepat dan tersusun logis.
3.      Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh guru.
4.      Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran.
5.      Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang sudah pandai atau dari guru.
6.      Terjadi persaingan yang sehat.
7.      Anak merasa bebas dan gembira.
8.      Suasana demokratis dan disiplin dapat ditumbuhkan.
Sedangkan hal-hal yang perlu diatasi dalam penggunaan metode brainstorming yaitu:
1.      Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir dengan baik.
2.      Anak yang kurang pandai selalu ketinggalan.
3.      Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan kesimpulan.
4.      Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu betul atau salah.
5.      Tidak menjamin hasil pemecahan masalah.
6.      Masalah bisa berkembang ke arah yang tidak diharapkan. (Roestiyah, 2001:74-75).
Berbagai kekurangan tersebut dapat diatasi apabila seorang guru atau pimpinan dalam kelas bisa membaca situasi dan menguasai kelas dengan baik untuk mencari solusi. Guru harus bisa menjadi penengah dan mengatur situasi dalam kelas sebaik mungkin. Caranya yaitu dengan menguasai betul-betul materi yang akan disampaikan dan membuat perencanaan proses belajar mengajar dengan matang.
5.      Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. Dengan mengajukan pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik dalam mengembangkan daya pikir. Kemampuan berpikir siswa dan keruntutan dalam mengemukakan pokok-pokok pikirannya dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan. Metode ini dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut pada berbagai sumber belajar. Metode ini akan lebih efektif dalam mencapai tujuan apabila sebelum proses pembelajaran siswa diberi tugas membaca materi yang akan dibahas. Metode tanya jawab baik untuk:
a.       Menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b.      Untuk meninjau pelajaran yang lain.
c.       Agar siswa memusatkan perhatian terhadap kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat melanjutkan pelajaran berikut.
d.      Untuk menangkap perhatian siswa serta memimpin pengamatan dan pemikiran siswa.
e.       Melibatkan siswa pada masalah yang akan dihadapi sehingga berpartisipasi lebih aktif.
f.       Memeriksa ketelitian dalam membaca atau mengamati sesuatu
Metode Tanya jawab akan berhasil baik jika:
a.       guru mampu mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang siswa untuk berfikir,
b.      siswa memiliki keberanian mengemukakan pikirannya secara bebas,
c.       giliran menjawab diberikan secara merata, tidak terpusat pada siswa-siswa tertentu saja.
Langkah-langkah metode tanya jawab, yaitu.
1)      Merumuskan pertanyaan dalam bentuk khusus perilaku siswa.
2)      Membuat beberapa pertanyaan yang dapat menggiring siswa kepada tujuan.
3)      Meneliti mengapa mereka mengajukan pertanyaan. Mengusahakan supaya siswa itu berpartisipasi atau meringkaskan pelajaran yang lampau.
4)      Memutuskan jawaban-jawaban yang diterima dan yang akan dilaksanakan.
Tujuan metode tanya jawab digunakan dengan tujuan untuk:
1.      mengetahui penguasaan bahan pelajaran melalui ingatan dan pengungkapan perasaan serta sikap siswa tentang fakta yang dipelajari, didengar atau dibaca,
2.      mengetahui jalan berpikir siswa secara sistematis dan logis dalam memecahkan masalah (cara berpikir siswa tidak meloncat-loncat dalam menangkap dan memecahkan suatu masalah),
3.      memberikan tekanan perhatian pada bagian-bagian pelajar yang dipandang penting serta mampu menyimpulkan,dan
4.      membiasakan siswa mengenal bentuk dan jenis pertanyaan serta jawabannya yang benar dan tepat.
Manfaat penggunaan metode tanya jawab, yaitu:
1.      pertanyaan dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa, serta mampu menghubungkan pelajaran lama dengan yang baru,
2.      pertanyaan ingatan yang meminta jawaban yang bersifat pengungkapan kembali dapat memperkuat ingatan (assosiasi) antara pertanyaan dengan jawaban,
3.      pertanyaan pikiran yang meminta jawaban yang harus dipikirkan, menafsirkan, menganalisis dan menarik kesimpulan dapat mengembangkan cara-cara beripikir logis dan sistematis,
4.      pertanyaan dapat mengurangi proses lupa karena jawaban yang diperoleh atau dikemukakan dioleh dalam suasana yang serius dan pemusatan perhatian terhadap jawaban. Apabila jawaban dibenarkan oleh guru, maka rasa gembira tersebut akan memperkuat jawaban itu tersimpan dalam iengatan siswa,
5.      jawaban yang salah segera dapat dikoreksi,
6.      pertanyaan akan merangsang siswa beripikir dan memusatkan perhatian pada satu pokok perhatian,
7.      pertanyaan dapat membangkitkan hasrat melakukan penyelidikan yang mengarahkan siswa beripikir secara ilmiah,
8.      pertanyaan fakta atau masalah dapat mengarahkan belajar seperti yang dituju oleh suatu mata pelajaran yang dapat membantu siswa mengetahui bagian-bagian yang perlu diketahui dan diingat,
9.      pertanyaan dapat digunakan untuk tujuan latihan dan mengulang,
10.  siswa belajar menjawab pertanyaan dengan benar, baik isi jawaban maupun susunan bahasa yang dipergunakan untuk mengekspresikan perasaan dan ide-ide atau pikirannya sehingga dapat didengar, ditelaah dan dinilai oleh guru, dan
11.  siswa juga diajak berani bertanya untuk kepentingan proses belajar mengajar dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu siswa belajar mengemukakan pertanyaan yang layak dan menghargai pertanyaan orang lain.
6.      Metode Pemberian Tugas Belajar (Resitasi)
Metode ini berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, meransang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi dalam metode ini sulit mengawasi mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri. Metode ini baik untuk:
1)      Mengaktifkan siswa mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca, mengerjakan soal-soal dan mencoba sendiri, menghindari penegasan yang tidak terarah.
2)      Mengembangkan inisiatif serta tanggung jawab siswa terhadap penggunaan dan penerapan informasi dan pengetahuan dalam menghadapi masalah actual sehari-hari.
Metode permberian tugas belajar akan berhasil jika:
1)      Tugas- tugas yang diberikan terbatas dan jelas apa yang menjadi masalah atau yang perlu dipecahkan.
2)      Tugas-tugas dipahami siswa sebagai suatu yang memang sudah sewajarnya, sebab menyangkut kehidupan yang bermakna.
3)      Terdapat fasilitas, misalnya buku-buku untuk meyelesaikan tugas-tugas.
4)      Diperhitungkan taraf kesukaran atau berat tidaknya tugas dengan kemampuan siswa.
Alasan/rasional penggunaan dalam proses pembelajaran, siswa hendaknya didorong untuk melakukan kegiatan yang dapat menumbuhkan proses kegiatan kreatif. Oleh karena itu metode pemberian tugas dapat dipergunakan untuk mendukung metode pembelajaran yang lain. Tujuan Penggunaan metode pemberian tugas bertujuan:
1.      menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif,
2.      mendorong perilaku kreatif,
3.      membiasakan berpikir komprehensif, dan
4.      memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran.
Manfaat Metode pemberian tugas yang digunakan secara tepat dan terencana dapat bermanfaat untuk:
1.      menumbuhkan kebiasaan belajar secara mandiri dalam lingkungan bersama (kolektif) maupun sendiri,
2.      melatih cara mencari informasi secara langsung dari sumber belajar yang terdapat di lingkungan sekolah, rumah dan masyarakat,
3.      menumbuhkan suasana pembelajaran yang menggairahkan (rekreatif)
7.      Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian. Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat-alat bantu pengajaran seperti benda-benda miniatur, gambar, perangkat alat-alat laboratorium dan lain-lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling pokok adalah papan tulis dan white board, mengingat fungsinya yang multi proses. Dengan menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat menggambarkan objek, membuat skema, membuat hitungan matematika, dan lain – lain peragaan konsep serta fakta yang memungkinkan. Metode demonstasi dan eksperimen baik untuk;
1)      Membantu siswa utnuk memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian karena menarik.
2)      Memudahkan berbagai jenis penjelasan karena menggunakan bahasa yang lebih terbatas.
3)      Menghindari verbalisme.
4)      Memberikan keterampilan khusus.
Metode demonstrasi dan eksperimen akan berhasil jika:
1)      Guru sebelumnya telah dapat mengumpulkan alat-alat yang diperlukan.
2)      Semua siswa dapat mengikuti Demonstrasi-Eksperimen.
3)      Guru telah menetapkan secara garis besar langkah-langkah demonstrasi-eksperimen serta perkiraan jumlah waktu yang diperlukan.
Langkah-langkah metode demonstrasi-eksperimen, sebagai berikut:
1)      Merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat dicapai dan dilaksanakan oleh siswa sendiri sesudah demonstrasi dan eksperimen berakhir.
2)      Menyelidiki efektif atau tidaknya penggunaan metode ini untuk mencapai tujuan.
3)      Menetapkan garis-garis besar setiap langkah suatu demonstrasi atau eksperimen untuk dicobakan guna menambah hal-hal yang masih kurang atau terlupakan.
4)      Memperhitungkan jumlah waktu yang diperlukan dengan perimbangan memberikan kesempatan pada siswa mengajukan pertanyaan dan membuat pertanyaan.
5)      Menetapkan rencana guru sesudah eksperimen- demonstrasi berakhir untuk menilai hasil pelajaran.
Alasan penggunaan adalah hasil belajar yang akan diperoleh khususnya aspek psikomotorik lebih mudah dicapai dengan melibatkan siswa secara aktif melalui kegiatan peragaan. Tujuan penggunaan metode demonstransi-eksperimen adalah:
1.      untuk memperjelas cara kerja sesuatu, atau perilaku tertentu,
2.      untuk memperjelas konsep/pengertian sesuatu.
Manfaat penggunaan metode peragaan yaitu:
1.      siswa memperoleh kejelasan mengenai cara kerja sesuatu (mengembangkan aspek motorik),
2.      siswa memperoleh kejelasan contoh perilaku tertentu (menanamkan aspek afektif, dan
3.      siswa memperoleh kejelasan mengenai pengertian/konsep mengenai sesuatu.
8.      Metode Sosio Drama
Pembelajaran dengan metode bermain peran adalah pembelajaran dengan cara seolah-olah berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Dalam metode ini siswa berkesempatan terlibat secara aktif sehingga akan lebih memahami konsep dan lebih lama mengingat, tetapi memerlukan waktu lama. Metode sosio Drama baik untuk :
1)      Memberikan kesempatan pada siswa didalam menghadapi masalah social: menempatkan diri pada tempat orang lain.
2)      Meluaskan pandangan siswa.
3)      Memberikan kemungkinan bagi pemahaman orang lain beserta masalahnya : menempatkan diri sendiri pada tempat orang lain.
Metode sosio drama dapat berhasil dengan baik jika;
1)      Masalah yang diperankan menyangkut relasi antara manusia.
2)      Masalah yang diperankan terletak dalam bidang perhatian siswa.
3)      Penonton/ pendengar adalah siswa-siswa yang tidak sedang memerankan, tetapi tahu kewajibannya.
4)      Guru melukiskan masalah yang diperankan dengan jelas.
5)      Di dalam memerankan, siswa-siswa mendapat kebebasan sepenuhnya: makin spontan makin bagus.
6)      Guru menghentikan drama pada titik puncak drama.
7)      Penyelesaian pemecahan relasi antara manusia itu dilanjutkan dengan diskusi umum.
Langkah-langkah metode sosio drama:
1)      Guru menerangkan teknik-teknik secara sederhana.
2)      Situasi yang dipilih sesuai dengan kemampuan dan menarik minat.
3)      Guru menceritakan peristiwa itu secukupnya untuk mengantar adegan.
4)      Pilihlah untuk pertama kali siswa-siswa yang kiranya dapat melaksanakan tugas itu.
5)      Menetapkan dengan jelas masalah dan peranan yang harus dimainkan.
6)      Guru menetapkan peranan pendengar.
7)      Guru dapat menyarankan kalimat pertama.
8)      Guru menghentikan sosio drama pada titik puncak dan membuka diskusi umum.
9)      Dapat pula hasil diskusi siswa-siswa lain dijadikan bahan untuk menyelesaikan masalah.
9.      Metode Karya wisata
Metode karyawisata/widyawisata adalah cara penyajian dengan membawa siswa mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Karyawisata memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, dapat meransang kreativitas siswa, informasi dapat lebih luas dan aktual, siswa dapat mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi karyawisata memerlukan waktu yang panjang dan biaya, memerlukan perencanaan dan persiapan yang tidak sebentar. Metode karya wisata baik untuk:
a.       Memberikan pengertian lebih jelas dengan alat peraga langsung.
b.      Mendorong siswa mengenal lingkungan dengan baik.
c.       Membangkitkan penghargaan dan cinta terhadap lingkungan atau tanah air.
Metode karya wisata dapat berhasil dengan baik jika:
a.       Guru menyelidiki apakah objek karya wisata itu cocok untuk mencapai tujuan.
b.      Semua siswa dapat mengunjungi objek karya wisata serta kembali dengan mudah.
c.       Memperhitungkan waktu yang tersedia.
d.      Sebelum karya wisata, siswa-siswa diberitahukan pokok-poko yang akan dan perlu diperhitungkan.
e.       Pembiayaan karya wisata tidak dibebankan kepada siswa.
Langkah-langkah metode karyawisata, sebagai berikut:
a.       Menentukan tujuan dengan jelas sehingga tampak wajar tidaknya metode ini digunakan.
b.      Menyelidiki objek yang akan ditinjau dan memperhitungkan hal-hal yang mungkin akan menjadi hambatan.
c.       Meminta izin kepada penguasa objek yang akan ditinjau.
d.      Jika keluar kota, minta izin kepada orang tua siswa-siswa.
e.       Memeriksa perlengkapan mereka masing-masing sebelum mereka berangkat.
f.       Jelaskan tujuan karyawisata pada siswa-siswa dan siapkan pertanyaan yang harus mereka jawab.
g.      Tentukan tata tertib selama karya wisata.
h.      Bila peserta banyak, bagilah siswa-siswa kedalam kelompok dengan ketua serta tugasnya masing-masing.
i.        Setelah sampai ditempat yang ditinjau berikan waktu untuk menyelesaikan tugasnya.
j.        Bawalah siswa semua kembali ke sekolah.
k.      Hasil karya wisata berupa laporan didiskusikan pada kesempatan lain.
l.        Hasil karya wisata berupa benda-benda yang dikumpulkan oleh siswa akan dipamerkan.
Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek tersebut berada. Karyawisata dapat dilakukan dalam waktu singkat beberapa jam saja ataupun cukup lama sampai beberapa hari.
Alasan penggunaan metode karyawisata, yaitu:
1.      Obyek yang akan dipelajari tidak dapat dibawa kedalam kelas karena, misalnya: a) terlalu besar/berat b) berbahaya c) akan berubah bila berpindah tempat d) obyek terdapat di tempat tertentu.
2.      Kepentingan siswa dalam rangka melengkapi proses belajar mengajar.
Tujuan penggunaan metode karyawisata antara lain:
1.      untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah atau kelas,
2.      untuk melihat, mengamati, menghayati secara langsung dannyata mengenai obyek tersebut, dan
3.      untuk menanamkan nilai moral pada siswa.
Manfaat penggunaan menggunakan metode karyawisata yaitu:
1.      siswa memperoleh pengalaman yang nyata mengenai obyek studi dalam kegiatan karyawisata, dan
2.      dapat memberikan motivasi untuk mendalami materi pelajaran.


10.  Metode Problem Solving(Pemecahan Masalah atau Studi Kasus)
Problem Solving adalah suatu metode atau cara penyajian pelajaran dengan cara siswa dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual atau secara kelompok Pada metode ini titik berat diletakkan pada pemecahan masalah secara rasional, logis, benar dan tepat, tekanannya pada proses pemecahan masalah dengan penentuan alternatif yang berguna saja Metode ini baik untuk melatih kesanggupan siswa dalam memecahkan terlepas dari masalah-masalah kesulitan atau yang dihadapi yang dalam harus kehidupannya, mengingat tidak ada manusia yang dapat masalah diselesaikan secara rasional. Alasan penggunaan mettode ini adalah:
1.      Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja.
2.      Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan masalah siswa secara menghadapi terampil, hal dan ini memecahkan merupakan kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia.
3.      Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif danmenyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan proses runtut dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencapai pemecahannya.
Tujuan penggunaan metode problem solving (pemecahan masalah) adalah sebagai berikut:
1.      Mencari jalan keluar dalam menghadapi masalahmasalah secara rasional.
2.      Dalam memecahkan masalah dapat dilakukan secara individual maupun secara bersama-sama.
3.      Mencari cara pemecahan masalah untuk meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri.
Manfaat yang diperoleh dari penggunaan metode problem solving (pemecahan masalah) antara lain:
1.      Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah-masalah serta mengambil keputusan secara obyektif dan rasional.
2.      Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, logis dan analitis.
3.      Mengembangkan sikap toleransi terhadap orang lain serta sikap hati-hati dalam mengemukakan pendapat.
4.      Memberikan pengalaman proses dalam menarik kesimpulan bagi siswa.
Metode ini berbentuk penjelasan tentang masalah, kejadian, atau situasi tertentu kemudian siswa ditugasi mencari alternative pemecahannya. Kemudiaan metode ini dapat juga digunakan untuk mengembangkan berfikir kritis dan menemukan solusi baru dari suatu topik yang dipecahkan.
Metode ini dapat dikembangkan atau diterapkan pada siswa,manakala siswa memiliki pengetahuan awal tentang masalah ini. Metode ini memiliki keterbatasan sebagai berikut:
a.       Mendapat kasus yang telah ditulis dengan baik sebagai hasil penelitian lapangan dan sesuai dengan lingkungan kehidupan siswa.
b.      Mengembangkan kasus sangat mahal.
11.  Metode Symposium
Metode symposium adalah metode yang memaparkan suatu seri pembicaraan dalam berbagai kelompok topik dalam bidang materi tertentu. Materi-materi tersebut disampaikan oleh ahli dalam bidangnya, setelah itu peserta dapat menyampaikan pertanyaan dan sebagainya kepada pembicara
Sebuah symposium hamper menyerupai panel, karena symposium harus pula terdiri atas beberapa pembicara, sedikti dua orang. Tetapi, symposium berbeda dengan panel didalam cara pembahasan persoalan. Sifatnya lebih formal. Seorang anggota symposium terlebih dahulu menyiapkan pembicaranya menurut suatu titik pandangan tertentu. Terhadap suatu persoalan yang sama diadakan permbahasan dari berbagai sudut pandangan dan disoroti dati titik tolak yang berbeda-beda.
12.  Metode Seminar
Metode seminar merupakan kegiatan belajar sekelompok peserta didik utnuk membahas topik, masalah tertentu. Setiap anggota kelompok seminar dituntut agar berperan aktif dan kepada mereka dibebankan tanggungjawab untuk mendapatkan solusi dari topik, masalah yang dipecahkannya. Pendidik bertindak sebagai narasumber. Seminar merupakan pembahasan yang bersifat ilmiah, topik pembicaraan adalah hal-hal yang bertalian dengan masalah kehidupan sehari-hari. Sebuah seminar adalah sebuah kegiatan pembahasan yang mencari pedoman-pedoman atau pemecahan-pemecahan masalah masalah tertentu. Itulah sebabnya maka seminar selalu diakhiri dengan kesimpulan-kesimpulan dan keputusan-keputusan yang merupakan hasil kesepakatan semua peserta.
13.  Metode Permainan Simulasi
Simulasi berasal dari bahasa inggris “simulation” yang artinya tiruan. Suatu yang mewakili atau mencerminkan peristiwa nyata yang dapat direkayasa menurut kebutuhan. Di dalamnya siswa-siswa merupakan peserta yang aktif mempelajari perilaku atau melaksanakan beberapa keterampilan atau pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya. Metode permainan simulasi baik untuk:
1.      Mengembangkan perubahan-perubahan dalam sikap.
2.      Merubah perilaku atau kebiasaan yang kurang baik.
3.      Mempersiapkan peserta untuk memperkirakan peran baru pada waktu yang akan datang.
4.      Membantu siswa-siswa untuk mengerti peranannya yang sekarang.
5.      Meningkatkan kemampuan siswa untuk mengemukakan prinsip-prinsip.
6.      Mengurangi masalah-masalah atau situasi-situasi yang kompleks untuk hal-hal yang dapat diatur.
7.      Menggambarkan peranan-peranan yang dapat mempengaruhi kehidupan seseorang, tetapi orang itu mungkin tidak pernah memperhitungkannya.
8.      Mendorong atau member motivasi kepada siswa-siswa.
9.      Mengembangkan proses analitik.
10.  Mempekakan siswa-siswa terhadap peranan kehidupan orang lain.
Metode permainan simulasi dapat berhasil dengan baik jika:
1.      Diketahui maksud atau tujuan yang ingin dicapai
2.      Diketahui prosedir, cara dan aturan permainan
3.      Tersedia perangkat permainan
4.      Tersedia peserta yang berminat, fasilitator dan manusia sumber
5.      Fasilitator dapat mengatur jalannya permainan
6.      Tema dan materi permainan cukup jelas.
Alasan/rasional penggunaan Penanaman dan pengembangan konsep, nilai, moral dan norma, dapat dicapai bilamana siswa secara langsung bekerja dan melakukan interaksi satu sama lainnya dan pemecahan masalah dilakukan melalui peragaan. Oleh karena itu metode ini dapat menghasilkan suatu pengalaman yang berharga bagi siswa. Tujuan Penggunaan metode permainan bertujuan untuk:
1.      mengajarkan perngertian (konsep),
2.      menanamkan nilai, dan
3.      memecahkan masalah.
14.  Metode Deduktif
Metode deduktif merupakan pemberian penjelasan tentang prinsip-prinsip isi pelajaran, kemudian dijelaskan dalam bentuk penerapannya atau contoh-contohnya dalam situasi tertentu. Metode ini menjelaskan teoritis ke bentuk realitas atau menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus. Metode ini tepat dipergunakan bila:
1.      Siswa belum mengenal pengetahuan yang sedang dipelajari.
2.      Isi pelajaran meliputi terminology, teknis dan bidang yang kurang membutuhkan proses berfikir kritis.
3.      Pengajaran mengenai pelajaran tersebut mempunyai persiapan yang baik dan pembicaraan yang baik.
4.      Waktu yang tersedia sedikit.
15.  Metode Induktif
Metode induktif dimulai dengan pemberian berbagai kasus, fakta, contoh atau sebab yang mencerminkan suatu konsep atau prinsip. Kemudian siswa dibimbing utnuk berusah keras mensintesiskan, menemukan, atau menyimpulkan prinsip dasar dari pelajaran tersebut. Metode ini disebut Discovery atau Socratic. Metode ini digunakan manakala:
a.       Siswa telah mengenal atau telah mempunyai pengalaman yang berhubungan dengan mata pelajaran tersebut.
b.      Yang diajarkan berupa keterampilan komunikasi antar pribadi, sikap, pemecahan dan pengambilan keputusan.
c.       Pengajar mempunyai keterampilan fleksibel, terampil mengajukan pertanyaan mengulang pertanyaan dan sabar.
d.      Waktu yang tersedia cukup panjang.
16.  Metode Campuran
Metode Campuran atau Electic Methods dapat diartikan campuran, kombinasi atau gado-gado dalam bahasa Indonesia (metode-metode pilihan). Metode electic yaitu cara menyajikan bahan pelajaran di depan kelas dengan melalui macam-macam kombinasi beberapa metode, misalnya; metode ceramah dengan metode diskusi bahkan dengan metode demonstrasi sekaligus dipakai/diterapkan dalam suatu kondisi pengajaran. Oleh karena itu, metode ini campuran dari unsur-unsur yang terdapat dalam metode-metode.
Dalam praktiknya, metode campuran ini dapat diterapkan seorang guru dalam suatu situasi pengajaran di depan kelas, dengan persiapan yang baik dan sungguh-sungguh dalam mempraktikkan metode ini. Hal ini dikarenakan, kemampuan guru dalam menguasai bahan itu sendiri perlu latihan-latihan dan praktik terus agar mampu menguasai berbagai metode. Suatu keharusan seorang guru menguasai berbagai macam metode-metode dan menerapkan secara bervariasi di kelas secara bersungguh-sungguh.









BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Metode pembelajaran adalah cara, model, atau serangkaian bentuk kegiatan belajar yang diterapkan pendidik kepada anak didiknya guna meningkatkan motivasi belajar peserta didik guna tercapainya tujuan pengajaran.
2.      Agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien pendidik sebaiknya menggunakan metode-metode pembelajaran yang tepat.
3.      Metode ceramah adalah suatu cara mengajar atau penyajian materi melalui penuturan dan penerapan lisan oleh guru kepada siswa.
4.      Metode diskusi merupakan suatu proses dimana sejumlah orang membahas secara bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah, atau untuk mencari jawaban dari suatu masalah berdasarkan semua fakta yang berhubungan dengan materi tersebut.
5.      Metode kelompok dapat diartikan sebagai bekerjanya sejumlah siswa, baik sebagai anggota kelas secara keseluruhan atau sudah terbagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil, untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara bersama-sama.
6.      Metode Campuran atau Electic Methods dapat diartikan campuran, kombinasi atau metode-metode pilihan. Metode electic yaitu cara menyajikan bahan pelajaran di depan kelas dengan melalui macam-macam kombinasi beberapa metode.
B.     SARAN
Untuk melahirkan proses kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien itu tergantung dari pemilihan atau penggunaan metode-metode pembelajaran  yang baik atau sesuai. Agar siswa tidak merasa cepat bosan sebaiknya juga dalam proses pembelajaran gunakanlah metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa. Serta sebagai seorang pendidik perlunya wawasan yang luas mengenai materi pembelajran yang akan diberikan kepada siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Sabri. 2005. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Jakarta:Quantum Teaching
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta